Bongkar Makam, Otopsi Korban Penganiayaan
SIDOARJO, Jawa Pos – ’’Ini urusan nyawa,’’ kata Susi Erawati. Bersama suaminya, Khoirul Imron Syahadat, Susi belum bisa tenang. Orang tua Tadarusa Faris Lukman Hakim itu bertekad mengungkap kejanggalan penyebab kematian putra mereka. Polsek Prambon berencana membongkar makam pemuda 23 tahun tersebut hari ini (22/1).
Faris meninggal Sabtu malam (18/1). Namun, dia sakit sejak sepekan sebelumnya, Sabtu (11/1). Diduga korban lukaluka karena dikeroyok beberapa orang mabuk saat ngopi di warung desa setempat. Dokter memastikan bahwa Faris mengalami gegar otak.
Kapolsek Prambon AKP Sumarsono menyatakan, pembongkaran makam dilakukan atas persetujuan keluarga. Orang tua korban asal Dusun Sigit, Desa Kedung Kembar, Prambon, itu tidak terima dengan p e nyebab kematian korban. ’’Laporan sudah diterima. Sedang penyelidikan,’’ ujarnya.
Menurut keterangan pelapor, Faris tiba-tiba roboh di teras rumah sekitar pukul 03.00. Dia pulang sehabis ngopi di salah satu warkop depan makam desa. Wajahnya lebam di bagian kiri.
Kepala pusing. Faris dilarikan ke rumah sakit. Kondisinya memburuk hingga nyawa melayang.
Sumarsono telah memeriksa enam saksi. Baik teman korban maupun penjaga warung. Informasinya, Faris memang dikeroyok. ’’Siapa tersangkanya masih kami selidiki. Sementara kasus ini bisa dikenai pasal 170 (tentang pengeroyokan) atau 351 (tentang penganiayaan) ayat 3,’’ jelasnya.
Susi, ibu korban, mengatakan bahwa putranya tidak punya dendam kepada siapa pun. Teman-temannya bahkan memberi tahu. Sebelum dikeroyok, Faris sempat meminta maaf. ’’Jadi, saya tahu siapa pelakunya. Warga sini juga. Tetangga,’’ terangnya.