Ragukan Buku Terbitan Pemkab
HINGGA kini, belum ada referensi yang valid perihal nama-nama bupati Magetan dari masa ke masa. Bahkan, buku Apa dan Siapa Magetan? yang diterbitkan pemkab dan disimpan di perpustakaan umum setempat juga tak ”diakui”.
”Referensi saat ini hanya buku itu, tapi tidak ada validitasnya,’’ terang Ainin Hartanto, salah seorang arsiparis Magetan, kemarin (22/1).
Sebab, hingga kini arsip terkait dengan empat nama bupati yang dicantumkan pada buku yang disusun 1986–1987 itu belum didapatkan. Tak ada sumber kutipan pada buku tersebut.
Namun, Ainin juga tak membenarkan nama-nama bupati yang tercantum pada tugu nol kilometer, pendapa Surya Graha, dan gedung Setdakab Magetan. ”Berdasar ilmu kearsipan, tanpa adanya arsip yang membuktikan kebenarannya belum bisa dianggap valid,’’ jelasnya.
Cerita yang dituturkan turun-temurun tidak bisa dijadikan referensi. Namun, ketika dipasang di tempat umum, nama-nama itu sudah semestinya berdasar fakta. Apalagi, lokasi tugu nol kilometer berada di depan lembaga pendidikan, SMPN 3 Magetan. Dengan demikian, masyarakat umum dan para siswa bisa membacanya setiap hari. Itu bisa menjadi sumber edukasi sejarah. ”Ketika itu sudah di-published, tidak bisa lagi berdasar jarene,’’ terangnya.
Ainin belum yakin dengan kebenaran buku terbitan Pemkab Magetan itu. Namun, yang tertuang di tiga plakat pemkab lebih tidak lengkap. Apalagi, masa jabatannya Bupati Raden Toemenggoeng Sosrodipoero yang berada di urutan ke-3 tidak dicantumkan. Di buku, Sosrodipoero menjabat 1790–1825 dan berada di urutan ke-7. ”Belum yakin 100 persen pada buku itu,’’ akunya.
Di buku itu pula, arsip foto yang dimuat tidak komplet. Arsip foto dimulai dari masa kepemimpinan Surohadiningrat 1862 ke bawah. Foto Adiwinoto dimuat. Namun, arsip foto Surohadinegoro tak ada.