BNI 46 Masih Penantang Terkuat
Proliga 2020 mulai bergulir besok (24/1) di Pekanbaru, Riau. Seperti sebelum-sebelumnya, Surabaya Bhayangkara Samator menjadi kandidat terkuat juara di sektor putra. Tahun ini mereka mengincar hat-trick alias gelar ketiga beruntun. Mampukah?
SAMATOR adalah nama yang dijamin bikin keder siapa pun di pentas Proliga. Tidak perlu belanja pemain, skuadnya berisi pemain-pemain binaan sendiri dengan kualitas istimewa. Sejak kompetisi voli kasta tertinggi di Indonesia itu digeber pada 2004, Samator tujuh kali merebut gelar juara. Lima di antaranya diraih dalam satu dekade terakhir.
Tahun ini pun tidak jauh berbeda. Samator masih disesaki pemain binaan yang kebetulan membela timnas di SEA Games 2019. Misalnya, Hadi Suharto, Nizar Zulfikar, Rendy Febriant Tamamilang, Rivan Nurmulki, dan Yuda Mardiansyah Putra. Paling banyak di antara peserta lain.
Meski begitu, pelatih Samator Ibarsjah Danu Tjahjono enggan sesumbar. Alasannya, dia belum bisa membaca peta persaingan. Tim-tim belum secara resmi merilis daftar pemain. Menurut dia, persaingan baru terlihat pada seri pertama di Pekanbaru akhir pekan ini. ’’Semua tim pasti akan mengeluarkan jagoan-jagoannya di situ,’’ kata Ibarsjah kemarin.
’’Kalau secara umum, semuanya berat bagi kami. Semua tim bagus dan masih berpeluang juara,’’ tutur Ibarsjah. Daripada mengomentari lawan, dia berfokus mematangkan persiapan tim. Khususnya adaptasi dua pemain asing baru, Lucas Allen dan Victor Isaias Lopez Sanchez. ’’Kami sudah latihan rutin. Memang ada atau tidak ada pertandingan, kami tetap latihan,’’ jelas Ibarsjah.
Memang benar, hingga dua hari menjelang pembukaan Proliga 2020, PP PBVSI belum merilis skuad resmi tiap tim. Alasannya klasik. Semuanya harus menunggu hasil technical meeting antara penyelenggara dan tim peserta yang digelar sore ini di Pekanbaru. Hanya tim-tim besar seperti Jakarta Pertamina Energi, Jakarta BNI 46, hingga Palembang Bank Sumsel Babel yang sudah mengumumkan pemain.
Jakarta Pertamina Energi dan Palembang Bank Sumsel Babel menyatakan bahwa skuadnya akan diisi mayoritas pemain muda. Meski begitu, keduanya tidak boleh dipandang sebelah mata. Bank Sumsel, misalnya. Tim yang tahun lalu menembus final four tersebut kembali menggandeng Mashudi, pelatih yang pernah membawa tim ini juara pada 2011 dan 2013.
Mashudi optimistis dengan skuadnya yang berisi pemain minim pengalaman. ’’Angan saya bahwa amunisi terbaik adalah pemain yang muda-muda ini. Semangatnya tinggi. Latihan apa pun dimakan. Tidak ada mengeluh. Di situ saya yakin ini akan mengulang 2011,’’ yakin Mashudi.
Sementara itu, Pertamina yang kini ditangani Pascal Wilmar juga tidak sembarangan. Tahun lalu Pascal memang gagal membawa Bank Sumsel menembus final. Hanya, dia terpilih sebagai asisten pelatih timnas untuk SEA Games 2019. Jelas, setidaknya pevoli era 1990-an itu mengetahui benar karakter setiap pemain yang pernah berada di timnas. ’’Kalau dari komposisi sih, Samator dan BNI masih jadi yang terkuat,’’ kata Pascal.
Setelah Samator, BNI 46 memang berada di urutan kedua untuk tim yang memiliki pemain timnas terbanyak. Jumlahnya empat orang. Mereka adalah Dio Zulfikri, Doni Haryono, I Putu Randu Wahyu Pradana, dan Sigit Ardian. Tahun lalu tim tersebut sukses menembus babak final dan nyaris mengalahkan Samator.
’’Harapannya 2019 bisa juara, tapi tersenggol di final. Dari situ saya evaluasi terhadap pemain,’’ jelas Ketua Tim BNI 46 Iman Agus Faisal.