Jawa Pos

Helmy Hanya Berupaya Perbaiki Konten TVRI

-

JAKARTA, Jawa Pos – Dewan Pengawas (Dewas) TVRI menilai, banyak siaran asing selama Helmy Yahya memimpin televisi pelat merah itu. Mereka menganggap hal tersebut tidak sesuai dengan jati diri Indonesia.

Helmy membantah anggapan itu. Dia menuturkan, dirinya bersama jajaran direksi TVRI lainnya berupaya agar TVRI bisa kembali ditonton. ’’Kami berupaya memperbaik­i konten. Kehadiran liga Inggris dan Discovery Channel adalah terobosan,’’ terangnya.

Menurut dia, stasiun televisi di dunia harus memiliki program killer content, monster content, dan locomotive content. Liga Inggris adalah monster

Helmy Yahya content, sedangkan Discovery Channel merupakan locomotive content yang mengusung esensi edukasi. Kenyataann­ya, dengan program-program yang diusung, TVRI saat ini banyak ditonton masyarakat.

Helmy menegaskan, tayangan konten yang berkualita­s tentu membutuhka­n anggaran yang tidak sedikit.

’’Di situ sulitnya. Anggaran kami sangat kecil, Rp 951 miliar untuk menghidupi seluruh stasiun di 30 provinsi. Juga mengubah mindset karyawan yang juga PNS dan sudah lama tidak berkompeti­si. Kami semua kerja keras,’’ ungkap Helmy.

Helmy memastikan, hak siar liga Inggris diketahui dan mendapat persetujua­n Dewas TVRI. Laporan administra­tif disampaika­n pada 17 Juli 2019. ’’Disampaika­n langsung dalam rapat yang dipimpin Ketua Dewas TVRI Arief Hidayat Thamrin yang juga dihadiri seluruh jajaran direksi,’’ tegasnya.

Sementara itu, Ketua Dewas

TVRI Arief Hidayat Thamrin menilai Helmy terlalu mengejar angka share dan rating. Padahal, TVRI semestinya memberikan tayangan yang edukatif serta memiliki nilainilai kebangsaan dan pemersatu bangsa. ’’Kami bukan televisi swasta. Tupoksi TVRI adalah televisi publik,’’ kata Arief.

Dia juga menyinggun­g tayangan liga Inggris dan Discovery Channel. Arief mengakui, memang banyak yang menyukai dua program tersebut. Namun, menurut dia, porsi tayangnya lebih banyak daripada konten lokal. ’’Ada juga Discovery Channel yang kita nonton buaya di Afrika. Padahal, buaya di Indonesia barangkali akan lebih baik,’’ selorohnya.

 ??  ??
 ?? HENDRA EKA/JAWA POS ??
HENDRA EKA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia