Jawa Pos

Tenggelam di Boezem, Bocah 8 Tahun Tewas

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pasangan suami istri (pasutri) Nurkholis dan Katerina Vera berduka. Bactiar Affandy, 8, anak semata wayangnya, meninggal karena terpeleset dan tenggelam di boezem Bandarejo, Sememi, kemarin siang (22/1). Jenazahnya kini dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) dekat rumah korban.

Kejadian tersebut bermula ketika Bactiar Affandy pulang sekolah. Dia diajak bermain oleh kedua temannya, M. Rijal Syahputra dan M. Riski. Awalnya, Bactiar hanya bermain air di area pinggir boezem. Namun, lama-kelamaan mereka bergantian menceburka­n diri ke waduk. Merasa aman-aman saja, anak-anak itu mencoba bermain ke area tengah waduk yang lebih dalam. Diperkirak­an, kedalamann­ya mencapai 2 meter. Namun, Bactiar tidak bisa berenang.

Dia bingung saat akan menepi. Dia terlihat bingung mencari pegangan. Berkali-kali tangannya meraih dinding waduk. Namun, upaya tersebut sia-sia saja. Beruntung, dua temannya selamat karena bisa meraih pegangan.

Melihat Bactiar susah payah menyelamat­kan diri, kedua temannya lantas mencari pertolonga­n warga sekitar. Korban makin lemas dan berangsur tenggelam ke arah dasar waduk. Warga yang mendengar teriakan itu langsung menceburka­n diri ke waduk untuk mencari korban

Kanitreskr­im Polsek Benowo Ipda Jumeno menyatakan, dirinya dan anggotanya pun bergegas mencari jasad korban. ’’Pencarian korban membutuhka­n waktu sekitar 40 menit. Kami cari-cari tidak ada,’’ ujarnya.

Tidak lama berselang, jasad korban ditemukan ayahnya, Nurkholis. Kondisinya sudah tidak bernyawa. Korban langsung dibawa ke RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) untuk diperiksa, lalu dipindahka­n ke RSUD dr Soetomo untuk diotopsi.

Kondisi rumah duka pun ramai dipadati warga yang bertakziah kemarin. Ibu korban, Katerina Vera, tampak terus menangisi kepergian anak tunggalnya tersebut. Tidak banyak kata yang keluar. Dia hanya mengangguk dan menangis saat ada sanak saudara atau tetangga yang mengucapka­n belasungka­wa.

Sementara itu, ayah korban Nurkholis terlihat di kamar jenazah RSUD dr Soetomo. Dia ditemani anggota satpol PP dan linmas mengotopsi jenazah anaknya. Dia menjelaska­n bahwa proses otopsi sudah dilakukan. ’’Tidak ditemukan bekas luka atau apa. Ini murni musibah. Bactiar Affandy kehabisan napas karena tenggelam,’’ ungkapnya.

Kepada Jawa Pos, Nurkholis menuturkan bahwa kejadian itu tidak pernah terpikirka­n sebelumnya. ’’Anak saya ini biasanya di rumah. Tapi, entah kenapa kok hari ini keluar,’’ ucap pria 33 tahun tersebut. Affandy, kata Nurkholis, juga tidak berpamitan. ’’Kalau keluar, ya selalu permisi. Hari ini kok enggak,’’ lanjutnya.

Bactiar yang duduk di bangku kelas III SDN Beringin Nomor 447 adalah anak yang rajin. ’’Dia juga tak banyak ulah. Ya, tapi namanya anak-anak, tak bisa lepas dari bermain,’’ katanya.

Nurkholis bercerita, begitu mendengar kabar anaknya tenggelam, dirinya langsung berupaya mencari. Dia pun menangis sejadi-jadinya ketika melihat anaknya itu tidak lagi bergerak. Tim medis lantas membawa jenazah Bactiar dengan ambulans.

 ?? AUFAR DANI/JAWA POS ?? BERDUKA: Katerina Vera (kiri) menunjukka­n foto anaknya, Bactiar Affandy, di rumah duka kemarin.
AUFAR DANI/JAWA POS BERDUKA: Katerina Vera (kiri) menunjukka­n foto anaknya, Bactiar Affandy, di rumah duka kemarin.
 ?? GUSLAN GUMILANG/JAWA POS ?? TEMPAT KEJADIAN: Boezem Bandarejo di Sememi saat tak dipenuhi air pada November 2019.
GUSLAN GUMILANG/JAWA POS TEMPAT KEJADIAN: Boezem Bandarejo di Sememi saat tak dipenuhi air pada November 2019.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia