Jawa Pos

Nasdem Tunggu DPP

-

INTERNAL Nasdem kembali bergejolak. Manuver Machfud Arifin yang langsung potong kompas ke DPP (dewan pimpinan pusat) menjadi penyebabny­a. Hingga saat ini, partai yang dipimpin Surya Paloh itu belum menentukan sikap. Pilihan koalisi akan diputuskan setelah ada rekomendas­i yang pasti.

Kemarin (22/1) Partai Nasdem mengadakan rapat internal. Agendanya adalah klarifikas­i kabar simpang siur yang beredar. Khususnya terkait dengan rekomendas­i untuk Machfud. ”Itu belum ada sampai sekarang,” ujar Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Sri Hono Yularko.

Mantan anggota DPRD Surabaya itu mengatakan, partainya masih menyelesai­kan restruktur­isasi organisasi. Memang, nama-nama yang akan ditempatka­n di posisi tertentu sudah ada. Khususnya ketua DPD Surabaya dan ketua Bappilu. Namun, selama belum ada SK (surat keputusan), Nasdem masih menjadi tanggung jawab pengurus lama.

Hono mengakui konstelasi politik memang berubah sejak nama Machfud Arifin menguat di bursa. Namun, ada nama-nama yang masih tercatat sebagai bakal calon wali kota (bacawali) di DPD Nasdem Surabaya.

Di antara sebelas nama, partai memutuskan untuk merekomend­asikan tiga

Tiga nama itulah yang seharusnya dipertimba­ngkan’’

SRI HONO YULARKO Wakil Ketua Bappilu DPD Partai Nasdem Surabaya

nama saja. Yakni, Vinsensius Awey, Hariyanto, dan Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans. ”Tiga nama itulah yang seharusnya dipertimba­ngkan,” ucapnya.

Mantan kader PDIP itu menilai lobi politik yang dilakukan Machfud dengan cara potong kompas langsung ke DPP memang sah-sah saja. Sebab, DPP memiliki wewenang untuk menunjuk orang di luar nama-nama yang mendaftar. Namun, bukan berarti para bacawali yang sudah mengikuti proses penjaringa­n dikesampin­gkan.

Hono menegaskan, partainya belum bisa memutuskan arah koalisi. Sebab, keputusan soal itu tidak bisa diambil sebelum ada rekomendas­i yang pasti.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia