Dibongkar, Diotopsi, lalu Dikubur Lagi
Jenazah Korban Pengeroyokan
KEMARIN (22/1) 70 siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo berkunjung ke kantor Redaksi Jawa Pos. Mereka tergabung dari perwakilan kelas X dan XI yang mengikuti kegiatan ekstra jurnaslistik serta siswa kelas XII sebagai pendamping. Ditemani Rafika dari Zetizen, para siswa aktif bertanya seputar seluk-beluk dunia media. (*)
SIDOARJO, Jawa Pos – Sudah delapan hari Tadarus Faris Lukman Hakim meninggal. Kemarin (22/1) makam pemuda 23 tahun itu dibongkar. Tim Inafis Polresta Sidoarjo bersama 15 petugas Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Sidoarjo mengotopsi jenazahnya.
Pembongkaran dimulai pukul 08.00 di makam umum Dusun Sigit, Desa Kedung Kembar, Kecamatan Prambon. Masyarakat berbondong-bondong menonton dari luar garis polisi. Sekitar 3 jam 40 menit otopsi dilakukan. Petugas belum menyimpulkan hasilnya.
’’Belum bisa menyampaikan perincian hasilnya. Nanti saat
AKP SUMARSONO Kapolsek Prambon
rilis di mapolresta,’’ kata Kapolsek Prambon AKP Sumarsono.
Sumarsono memastikan, otopsi dilaksanakan atas persetujuan keluarga. Baik ayah maupun ibu Faris, Khoirul Imron Syahadat dan Susi Erawati. Mereka ingin mengungkap penyebab kematian sang putra. ’’Saksi-saksi sudah kami periksa. Jumlahnya enam orang,’’ katanya.
Berdasar keterangan para saksi, Faris diduga tewas karena dikeroyok sejumlah orang. Mengapa dan bagaimana kejadiannya masih diselidiki. Korban menderita banyak pukulan sehingga membuat wajahnya lebam. ’’Kejadiannya Sabtu (11/1). Lalu, dirawat di rumah sakit. Tanggal 14 (Selasa, Red) korban meninggal,’’ jelasnya.
Di mana tempat pengeroyokan? Sumarsono menjelaskan, awal mula kejadian perkara adalah salah satu warkop dekat makam desa. ’’Faktanya seperti apa, kami masih menyelidiki. Hari ini (kemarin, Red) dituntaskan otopsinya,’’ terangnya. Setelah otopsi selesai, jenazah Faris dikubur lagi.
Saksi-saksi sudah kami periksa. Jumlahnya enam orang.”