Pilih Lagu-Lagu dari Komposer Eropa
Bawa Penonton ke Abad Ke-16, lalu Pindah ke Abad Ke-19
SURABAYA, Jawa Pos – Lagu-lagu dari komposer Eropa dipilih Mincie Tan untuk penampilan konser solo pianonya awal April nanti. Alasannya, sesuai dengan hobinya mendengarkan berbagai lagu klasik. Rencananya, pianis kelahiran Aceh tersebut membawakan empat lagu dalam konser yang bakal diselenggarakan di Solo tiga bulan lagi itu.
’’Salah satu yang akan saya mainkan adalah lagu di zaman impresionis karya Maurice Ravel, komposer asal Prancis. Judulnya Jeux d’eau yang berarti permainan air dalam bahasa Indonesia,” terang Mincie saat ditemui di studio pianonya kemarin (22/1). Menurut dia, banyak keunikan dalam lagu tersebut. Misalnya, unsur gamelan.
Mincie yang juga berprofesi sebagai guru piano lantas menjelaskan asal usul terciptanya lagu-lagu di zaman impresionis abad ke-19. Saat itu, orang Prancis mencari ide baru untuk musiknya. Kebetulan, ada festival budaya dari berbagai negara di Prancis. Dalam acara tersebut, sekelompok orang Prancis melihat grup gamelan lengkap dengan sinden dan penari yang terdiri atas 30 orang.
”Dari situ, mereka banyak terinspirasi. Akhirnya lahir impresionisme yang motif musiknya mirip dengan gamelan. Bagi mereka, tiap not nggak terlalu penting. Yang paling penting, semua not menjadi satu kesatuan dan menghasilkan warna musik yang berbeda,” jelas Mincie.
Selain itu, ada tantangan tersendiri ketika memainkan lagu Jeux d’eau. Dibutuhkan kecepatan tangan yang agresif, tetapi mampu menghasilkan nada yang seimbang. Sebab, perpindahan notnya sangat cepat dan sering crossing over. Teknik menekan tuts piano juga tidak seperti biasanya.
”Bagaimana caranya tidak terlalu menekan tuts, tapi tetap menghasilkan nada yang indah. Cerita Jeux d’eau ini tentang air. Dalam imajinasi saya, ada gelombang air besar dan kecil. Lalu, ada ikan yang lewat. Jadi, nanti suara musiknya bertumpuk dan lebih berwarna,” paparnya.
Selain karya Ravel, Mincie juga akan membawakan karya J.S. Bach pada abad ke-16 yang berjudul Partita in B-flat Major, BWV 825. ”Supaya kontras. Penonton akan saya bawa ke abad 16, lalu tiba-tiba pindah ke abad 19,” tuturnya.
Bagi perempuan yang bermain piano sejak usia 4 tahun itu, konser adalah wadah sharing ilmu yang diperoleh selama ini. Sebab, Mincie sadar bahwa musik-musik piano yang dibawakannya terkadang sulit dicerna dan asing di telinga. ”Tapi, asing bukan berarti tidak boleh diperkenalkan. Makanya, lewat konser nanti, saya juga ingin memperkenalkan lagu-lagu dari komposer Eropa agar semakin dikenal masyarakat,” imbuhnya.