Jawa Pos

Surabaya Masih Rumah Kita

-

SURABAYA, Jawa Pos – Persebaya Surabaya akhirnya terbebas dari status sebagai tim musafir. Sebab, Pemkot Surabaya sudah menggarans­i bahwa Green Force –julukan Persebaya– masih bisa berkandang di Surabaya. Bahkan, Persebaya punya opsi dua stadion sebagai kandang. Homebase utama adalah Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya. Lalu, Stadion Gelora 10 November (G10N) menjadi opsi kedua. Jaminan itu diperoleh setelah manajemen dan Bonek melakukan pertemuan bersama Dispora Surabaya. Pertemuan diadakan di Gedung Siola kemarin pagi (22/1). Diskusi dimulai tepat pukul 09.00. Persebaya diwakili Sekretaris Ram Surahman dan Media Officer Nanang Prianto. Pihak pemkot dipimpin Kabid Sarana dan Prasarana Dispora Surabaya Edi Santoso. Diskusi berjalan lancar dan tuntas dalam waktu 90 menit saja. ’’Selama rumput belum diganti, Persebaya masih bisa bermain di GBT,’’ kata Edi setelah pertemuan tersebut.

GBT memang akan direnovasi. Rencananya, single seat di tribun dipasang bulan depan. Namun, selamapros­esitu,Persebaya bisa menggunaka­n GBT. Pemakaian hanya tinggal menyesuaik­an proses renovasi yang sedang berjalan. ’’Silakan ada penonton. Tapi, ketika ada pembanguna­n single seat, (jumlah penonton, Red) dikurangi dengan jumlah single seat yang terpasang. Sebab, posisi belum sempurna,’’ jelas Edi. Nah, rencananya, pemasangan single seat baru tuntas pada Juli nanti. Setelah itu, proses renovasi bakal berlanjutk­ebagianrum­putlapanga­n. Saat pergantian rumput lapangan, Persebaya akan pindah kandang ke Gelora 10 November pada awal Agustus. ’’Nanti pada pekan kedua Juli, kami adakan rapat untuk bicarakan teknis (pemakaian G10N, Red),’’ ujar Edi.

Stadion di Kecamatan Tambaksari itu memang masih perlu pembenahan. Dibutuhkan banyak perbaikan agar G10N lolos verifikasi oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB). Salah satu yang paling urgen adalah penerangan. ’’Kapasitas lampu harus 1.200

lux,’’ ungkap Ram kepada Jawa Pos. Meski begitu, manajemen Green Force siap membantu. ’’Yang paling penting, kondisi lapangan layak pakai dulu, baru yang lain,’’ tutur pria asli Gresik tersebut.

Bagi Persebaya, memakai G10N adalah hal istimewa. Sebab, sejak diakui PSSI pada 2017, Green Force belum pernah sama sekali memakai G10N. Karena itu, manajemen Persebayas­angatantus­ias.Rambahkans­iap memberikan laporan terkait dengan

homebase kepada PSSI maupun LIB. ’’Nanti saya daftarkan dua stadion ini sebagai kandang saat kongres (PSSI) di Bali (25/1),’’ terang Ram.

Masalahnya, G10N belum bisa dipastikan layak mengadakan big

match. ’’Ini kaitannya kanpengama­nan. Juga, soal konstruksi stadion. Makanya, kami akan bicarakan satusatu dengan para ahlinya,’’ papar Edi.

Lantas, bagaimana jika big match tidakbisad­ihelatdiG1­0N?Manajemen Persebaya sudah punya solusi. ’Kami berharap bisa menggunaka­n Stadion Gelora Delta, Sidoarjo,’ tegas Ram.

Keputusan itu disambut baik oleh Bonek. Koordinato­r Green Nord Husin Ghozali menilai bahwa pemkot membuat keputusan yang tepat. Dengan Persebaya tetap berkandang di Surabaya, dia yakin dukungan yang diberikan kian mengalir deras musim ini. Sebab, target utama Persebaya adalah juara Liga 1. ’’Makanya, bagus kalau tetap bermain di Surabaya. Karena Persebaya ini ikon Surabaya,’’ kata pria yang akrab disapa Cak Cong tersebut. (gus/c14/bas)

 ?? ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ?? INI KANDANG KITA: Pemain Persebaya memasuki lapangan sebelum laga melawan Persis Solo pada laga bertajuk Persebaya Forever Game di GBT (11/1).
ALLEX QOMARULLA/JAWA POS INI KANDANG KITA: Pemain Persebaya memasuki lapangan sebelum laga melawan Persis Solo pada laga bertajuk Persebaya Forever Game di GBT (11/1).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia