Dimakamkan Satu Kompleks dengan Gus Dur
JAKARTA, Jawa Pos – Lantunan tahlil dan zikir terdengar ketika jenazah KH Salahuddin Wahid dibawa keluar dari RS Harapan Kita, Jakarta, tadi malam. Jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Tendean, Jakarta.
Kabar wafatnya pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, tersebut disampaikan kali pertama oleh putra pertama Gus Sholah –sapaan KH Salahuddin Wahid–, Irfan Wahid melalui akun Twitternya tadi malam. Ucapan belasungkawa pun berdatangan
J
Gus Sholah wafat pada usia 77 tahun. Menurut Ketua Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Syahrudin H.M., Gus Sholah wafat pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita.
Gus Sholah diketahui kembali melakukan perawatan di RS Harapan Kita setelah sebelumnya dirawat 2 hari pada 14 dan 15 Januari lalu di tempat yang sama. Gus Sholah saat itu menjalani terapi ablasi jantung. Namun, Syahrudin belum tahu persis kapan Gus Sholah diantarkan kembali oleh keluarga ke RS Harapan Kita. ”Beliau dan keluarga kalau sakit jarang diketahui khalayak. Saya mendampingi di RS Harapan Kita sejak jam dua (siang) tadi (kemarin, Red), setelah itu keluar dan mendapatkan kabar beliau kapundut (berpulang, Red),” tuturnya kepada
Jawa Pos. Kabar terakhir yang Syahrudin terima, Gus Sholah mengalami komplikasi.
Sementara itu, Jawa Pos Radar
Jombang melaporkan, rencananya, jenazah Gus Sholah dimakamkan di kompleks makam keluarga. Di kompleks tersebut terdapat pula makam Gus Dur. Namun, hingga tadi malam belum jelas posisi pasti makam Gus Sholah. Keluarga Gus Sholah di Tebuireng masih menunggu hasil musyawarah keluarga. ”Kami belum tahu. Yang pasti di dalam kompleks makam keluarga,” ungkap keponakan Gus Sholah, KH Irfan Yusuf Hasyim atau yang akrab disapa Gus Irfan, kepada Jawa Pos Radar Jombang. Dia menyebutkan, jenazah Gus Sholah tidak memungkinkan untuk dikuburkan di sebelah makam Gus Dur. Sebab, kondisi lahan di sekitar makam Gus Dur sudah sempit.
Gus Irfan menyatakan, sampai jenazah Gus Sholah tiba, di dalam pesantren digelar doa bersama. ”Santri malam ini menggelar doa bersama dan mengaji. Untuk persiapan pemakaman besok, sebagian ruangan sudah disiapkan.
Termasuk, perlengkapan untuk pemakaman,” imbuhnya.
Sementara itu, bukan hanya di masjid induk pesantren, doa bersama juga berlangsung di tiap-tiap asrama. Sejumlah peziarah di makam Gus Dur juga menggelar doa bersama untuk almarhum Gus Sholah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka yang mendalam atas meninggal Gus Sholah. Warga Jawa Timur merasa kehilangan sosok kiai yang juga pimpinan Ponpes Tebu Ireng itu. Bagi Khofifah, Gus Sholah merupakan salah satu putra terbaik bangsa. ”Boleh dibilang beliau adalah paket lengkap seorang negarawan,” katanya.
Gus Sholah juga dikenal sebagai cendekiawan dan tokoh hak asasi manusia. Kiprahnya sudah dirasakan banyak orang. ”Saya mengajak masyarakat Jawa Timur berdoa. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah dan insya Allah husnul khotimah,” imbuhnya.