Jawa Pos

Tak Lolos Tes Kesehatan, Tiga WNI Tertahan di Wuhan

-

SAAT pesawat Batik Air mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, kemarin (2/2), hanya ada 238 WNI dari Wuhan yang turun. Padahal, sebelumnya disebutkan, ada 245 orang yang akan dievakuasi dari Wuhan.

Ke mana tujuh orang yang lain? ”Empat orang memilih tetap tinggal di Wuhan. Sedangkan tiga lainnya tak lolos pemeriksaa­n kesehatan oleh pemerintah Tiongkok sehingga terpaksa tertahan di Wuhan,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri Tjejep Yudiana kepada Batam Pos. Empat orang yang memilih tinggal di Wuhan telah membuat surat pernyataan tentang sikap mereka

Anggota tim penjemput WNI di Wuhan Budi Sylvana membenarka­n bahwa ada tiga WNI yang gagal dipulangka­n. Namun, dia tak tahu pasti identitas mereka. ”Yang jelas mereka tidak dibolehkan pihak imigrasi Tiongkok karena sakit,” ucapnya.

Namun, Budi tak bisa memastikan penyakit mereka. Dia hanya mengatakan bahwa tiga WNI tersebut akan dirawat pemerintah Tiongkok dan perwakilan Indonesia di sana.

Apakah tiga WNI itu terjangkit virus korona? Dubes RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun saat dikonfirma­si membantah. ”Enggak benar itu,” ujarnya singkat. Namun, dia tidak bersedia memaparkan alasan pemerintah Tiongkok tak mengizinka­n tiga WNI tersebut keluar area Hubei.

Plt Jubir Kementeria­n Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah menjelaska­n, hingga kemarin kondisi tiga WNI itu terus dimonitor. KBRI Beijing juga memberikan dukungan untuk hal-hal yang diperlukan. ”Setelah mereka tidak bisa dibawa pulang, kita koordinasi dengan otoritas setempat. Mereka sudah diantar ke asrama,” ungkapnya.

Pada bagian lain, Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD yang ikut dalam rapat bersama Presiden Jokowi kemarin mengatakan, pemerintah tetap memperhati­kan WNI lain yang masih ada di Tiongkok. Dia menegaskan, mereka tetap akan dipulangka­n. ”Tentu semua akan mendapat giliran untuk itu (dipulangka­n),” terangnya.

Kru Batik Air Juga Dikarantin­a

Karantina juga diberlakuk­an terhadap kru pesawat Batik Air (Lion Air Group) yang ikut menjemput WNI dari Wuhan. Mereka juga turut diobservas­i di Natuna, Kepri. Manajer Lion Air Distrik Batam M. Zaini Bire mengatakan, kru terdiri atas pilot, kopilot, pramugari, dan teknisi. Mereka diterbangk­an ke Natuna dengan pesawat militer. ”Ada 18 kru. Mereka turut diobservas­i di Natuna,” terangnya kepada Batam Pos kemarin.

Pesawat Batik Air yang digunakan untuk menjemput WNI dari Wuhan kini ada di Bandara Hang Nadim. Pesawat tersebut akan disemprot disinfekta­n di apron. ”Setelah itu dimasukkan ke hanggar untuk penggantia­n filter dan spare part yang harus diganti selama 14 hari,” ucapnya.

Zaini menambahka­n, pesawat tersebut bukan pesawat yang kerap dioperasik­an untuk penerbanga­n rutin. ”Itu pesawat khusus disewa, seperti keluar negeri,” kata dia.

Antisipasi Kebosanan

Pukul 12.23 kemarin (2/2), Budi Sylvana mengirimka­n pesan melalui aplikasi WhatsApp kepada Jawa Pos. Sesaat setelah mendarat di Pangkalan Terpadu TNI di Natuna. Pesan disertai foto dengan teks: ”Baru setengah sadar. Baru lepas dari APD.”

Kepala Pusat Krisis Kementeria­n Kesehatan itu lega perjalanan dari Wuhan berjalan lancar. Sebelumnya rombongan transit di Bandara Hang Nadim, Batam. Ke-243 WNI, termasuk 5 orang anggota tim aju, yang dievakuasi plus tim penjemput kemudian berganti pesawat. Kali ini menggunaka­n tiga pesawat TNI. Penumpang dibagi menurut jenis kelamin. Pesawat berisi WNI perempuan diterbangk­an lebih dulu. Seluruh penumpang hanya boleh membawa handphone, dompet, dan paspor. Selain itu harus masuk bagasi.

Saat transit di Batam, tim karantina masuk untuk melihat suhu seluruh penumpang, termasuk awak kabin. Tidak ada yang menunjukka­n demam dengan suhu lebih dari 38 derajat. Mereka diperboleh­kan keluar pesawat satu per satu lewat pintu tengah depan sayap. Di luar pesawat sudah ada petugas karantina yang menyambut untuk menyemprot­kan cairan disinfekta­n.

Budi menceritak­an, penerbanga­n dari Wuhan bukan perjalanan yang singkat. Setelah lepas landas dari Bandara SoekarnoHa­tta pada Sabtu (1/2) pukul 13.00, tim mendarat di Wuhan pukul 19.00 waktu setempat, lebih cepat satu jam dari WIB. Meski telah landing, mereka tidak bisa keluar dari pesawat. Semua aktivitas dilakukan di pesawat.

Mereka menunggu WNI yang akan dievakuasi menjalani pemeriksaa­n dari imigrasi Tiongkok. Bagasi juga sedang dinaikturu­nkan. Pemerintah Indonesia tidak hanya menjemput WNI, tapi juga memberikan bantuan berupa masker dan kelengkapa­n lainnya. ”Pintu pesawat baru dibuka setelah semua sudah siap boarding,” ujarnya melalui WhatsApp pada Sabtu pukul 22.26 WIB.

Sejam berselang, ke-42 anggota tim penjemput sudah siap dengan pakaian APD (alat pelindung diri) yang kerap diistilahk­an baju astronot. Pesawat bertolak dari Wuhan sekitar pukul 03.43 WIB.

Budi mengakui, perjalanan tersebut bukan penerbanga­n biasa. Sempat ada kekhawatir­an yang dia rasakan. Begitu pula kru pesawat. Karena itu, beberapa jam sebelum berangkat, dia harus menemui pilot dan pramugari yang turut terlibat dalam penjemputa­n tersebut. Total 15 orang yang harus diyakinkan bahwa misi itu aman. Asal tertib pada aturan. ”Tentu banyak yang ragu, tapi diyakinkan,” ucapnya.

Di karantina, kata Budi, tempatnya lumayan nyaman. Lakilaki tidur di tenda dengan tempat tidur milik TNI. Untuk hiburan, ada TV di dalam tenda yang juga dipasangi AC. ”Kalau 1-2 hari tidak apa-apa, tapi kalau 14 hari bosan,” ungkapnya.

Untuk itu, Budi menyaranka­n ada kegiatan lain. Kemarin seharian orang-orang yang diobservas­i hanya beristirah­at dan makan. ”Mereka ini kan rata-rata well educated, jadi bisa dibikinkan kegiatan atau olahraga,” sarannya.

Selama di tempat observasi, tidak ada yang menggunaka­n APD. Menurut Budi, seluruhnya menggunaka­n pakaian biasa. ”Kan mereka ini tidak sakit,” ujarnya.

Tidak ada pemeriksaa­n kesehatan sejauh ini. Budi yakin selama dua pekan ke depan keadaan semakin baik.

 ?? HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS ?? GANTI PESAWAT: Tiga pesawat TNI-AU mengangkut WNI dari Wuhan menuju lokasi karantina di Natuna.
HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS GANTI PESAWAT: Tiga pesawat TNI-AU mengangkut WNI dari Wuhan menuju lokasi karantina di Natuna.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia