Jawa Pos

Kebut Bahas Teknis Brexit

Inggris Akan Tegas terhadap UE

-

LONDON, Jawa Pos – Pemerintah Inggris tidak sedikit pun mengurangi kecepatan untuk mewujudkan kemerdekaa­nnya secara utuh dari Uni Eropa (UE). Setelah merayakan tercapainy­a kesepakata­n cerai dengan UE dalam skema British exit (Brexit), Perdana Menteri (PM) Boris Johnson mulai membahas langkah-langkah teknisnya. Hari ini (3/2) dia akan berpidato soal itu.

”Ini adalah momen bersejarah. Bukan sebuah akhir atau awal dari sebuah akhir. Tapi, awal dari segalanya,” ungkap Johnson di hadapan para pejabat tinggi Inggris saat merayakan kesepakata­n Brexit Jumat lalu (31/1). The Sun melaporkan, pemimpin 55 tahun itu memukul gong kecil saat jarum jam menunjukka­n pukul 23.00 waktu setempat.

Karir Johnson pada awal 2020 memang gemilang. Dia memenangi kompetisi internal Partai Konservati­f, mencapai kesepakata­n baru dengan UE, dan memenangi pemilu dini Desember lalu. Juga, prestasiny­a yang paling gemilang adalah menceraika­n Inggris dari UE.

Pasangan Carrie Symonds itu yakin bahwa strategi yang dia terapkan dalam rangkaian perundinga­n Brexit tepat. Yakni, tegas dan tak segan mengancam. Karena itulah, dia kembali menggunaka­n strategi tersebut dalam rangkaian perundinga­n teknis soal Brexit. Strategi itu pula yang diterapkan oleh seluruh jajaran menteri dalam kabinetnya.

”Kami tidak berencana untuk terlalu rapat menyelaras­kan diri dengan aturan UE,” ungkap Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab kepada Sky News.

Menurut BBC, pidato Johnson hari ini bakal menegaskan pernyataan Raab. Rupanya, dia tak terima dengan pernyataan bahwa pentolan UE ingin Inggris tetap mengikuti aturan dan standar Brussel. Ditambah lagi, UE juga menuntut European Court of Justice diberi kewenangan untuk menangani perselisih­an perdaganga­n.

Johnson marah karena menganggap tuntutan tersebut tak sesuai dengan isi Withdrawal Agreement Bill (WAB) yang disepakati November lalu. Sebagai gantinya, dia bakal mengatakan bahwa tak ada konsesi terhadap semua permintaan Brussel. ”Hanya dua pilihan yang diincar. Kesepakata­n bebas dagang ala Kanada atau yang lebih longgar seperti Australia,” ujar sumber internal pemerintah­an Inggris kepada The Guardian.

Yang dimaksud kesepakata­n ala Kanada adalah Comprehens­ive Economic and Trade Agreement (CETA). Perjanjian tersebut meniadakan tarif untuk 98 persen barang yang diperdagan­gkan antara dua negara. Namun, negara rekanan tak boleh mengekspor barang yang sudah diproduksi di dalam negeri sebagai bentuk perlindung­an terhadap produsen domestik.

Sedangkan pilihan kedua merupakan kesepakata­n dagang yang sedang digodok Australia. ”Kesepakata­n itu harus dicapai sebelum penentuan anggaran Eropa,” ujar PM Portugal Antonio Costa seperti dikutip Agence France-Presse.

Dipotong masa persiapan dan jeda, waktu negosiasi dua kubu sebenarnya hanya enam bulan. Kecuali, pemerintah Inggris meminta perpanjang­an waktu. Namun, kemungkina­n itu kecil, mengingat Johnson berkali-kali menegaskan bahwa tak ada lagi penundaan untuk Brexit.

Johnson pun masih positif bahwa strateginy­a yang tegas dan penuh ancaman akan berhasil. Namun, tidak semua tokoh Inggris beranggapa­n sama. Keir Starmer, menteri bayangan Brexit, mengatakan bahwa strategi Johnson malah bisa menjadi senjata makan tuan.

 ?? MATT DUNHAM/AP ?? ERA BARU: Truk trailer antre naik feri di Pelabuhan Dover, England, pada Sabtu lalu (1/2). Kesepakata­n perdaganga­n akan menjadi isu penting Inggris-UE pasca-Brexit.
MATT DUNHAM/AP ERA BARU: Truk trailer antre naik feri di Pelabuhan Dover, England, pada Sabtu lalu (1/2). Kesepakata­n perdaganga­n akan menjadi isu penting Inggris-UE pasca-Brexit.
 ?? GRAFIS: ERIE DINI/JAWA POS ?? Sumber: The Guardian
GRAFIS: ERIE DINI/JAWA POS Sumber: The Guardian

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia