Jawa Pos

Pemerintah Wajib Beri Pemahaman ke Masyarakat

Masyarakat dihebohkan dengan munculnya keraton dan kerajaan baru. Sejarawan Mohammad Iskandar menilai itu sebagai masalah sosial dan butuh kehadiran pemerintah untuk menyelesai­kannya. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos Sahrul Yunizar dengan dosen sejarah d

-

Apa pandangan Anda terhadap fenomena munculnya keraton dan kerajaan baru?

Kalau saya melihat itu sebagai satu gejala sosial. Semacam counter culture, melawan budaya-budaya yang sudah mapan dalam menghadapi situasi sosial politik.

Anda melihat ini sebagai fenomena yang muncul akibat masalah sosial?

Fenomena itu harus dilihat apakah perorangan, kelompok, atau masyarakat yang mendiami wilayah tertentu. Lalu, muncul orang-orang tertentu yang memengaruh­i masyarakat. Memberikan harapan baru dengan ’’menghidupk­an’’ atribut atau simbol-simbol lama yang kira-kira menarik masyarakat.

Apakah ada analisis yang bisa menyimpulk­an kenapa munculnya keraton atau kerajaan itu bergantian?

Kalau di satu masyarakat terjadi kesenjanga­n atau karena ekonomi nggak bagus, kalau disebut jelek kan kata pemerintah bagus. Tapi, dirasakan sebagian masyarakat ekonomi (saat ini) nggak baik. Pekerjaan susah, harga susah, tentu mereka ingin mencari jalan-jalan yang mudah. Yang kira-kira memberikan harapan baik. Ini kan ada banyak unsur penipuanny­a. Ada yang melipatgan­dakan uang segala macam. Padahal, sudah berkali-kali kasus penipuan. Tapi, terulang lagi. Itu yang disebut fenonema sosial. Kalau disebut putus asa, setengah putus asa masyarakat­nya. Dalam situasi seperti ini, muncul orang yang punya ide dengan harapan-harapan palsu. Itu kan hampir semuanya tidak logis.

Apa sebenarnya yang membuat masyarakat mau bergabung, padahal sekarang ini sudah masuk era keterbukaa­n informasi?

Pemerintah kan tahunya medsos. Sebagian besar pengikut Keraton Agung Sejagat nggak (aktif pakai medsos dan gawai). Mereka ikut kepercayaa­n. Itu jadi kewajiban pemerintah. Artinya, memberikan penerangan, kalau kerajaan, harus ada buktinya. Kalau tadi keturunan Raden Sanjaya, prasastiny­a yang mana, yang menunjukka­n dia keturunan di situ. Sunda Empire apalagi, namanya saja pakai bahasa asing.

Untuk mencegah agar tidak terulang, apa yang harus dilakukan?

Yang jelas kan kewajiban pemerintah. Kalau memang pemerintah berbuat baik ya. Kan ada dinas penerangan kesejaraha­n dan kebudayaan, kan bisa menjelaska­n. Karena zaman Belanda pun sudah banyak yang mengaku-ngaku keturunan ini, keturunan itu. Yang paling terkenal, pengikutny­a sampai sekarang ada, ada di daerah Cirebon.

Tepatkah sanksi pidana untuk mereka?

Kalau di Keraton Agung Sejagat kan ada unsur penipuanny­a. Sampai puluhan juta dan dijanjikan menjabat A, B, C, dapat gaji pakai dolar segala macam. Kan unsur penipuan. Hanya menjanjika­n nggak jelas ke mana. Bahkan, tidak ada perjanjian kontraknya. Kan hanya di lisan.

DENGAN

MOHAMMAD ISKANDAR

 ?? MOHAMMAD ISKANDAR FOR JAWA POS ??
MOHAMMAD ISKANDAR FOR JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia