Jawa Pos

Konsumen Tahan Belanja, Simpanan Naik

-

JAKARTA, Jawa Pos – Jumlah rekening simpanan per Desember 2019 naik 0,04 persen atau 111.228 akun menjadi 301.697.955 rekening daripada posisi November 2019. Jika dibandingk­an dengan periode yang sama pada Desember 2018, rekening simpanan tumbuh 9,40 persen. ’’Jumlah rekening simpanan pada Desember 2018 sejumlah 275.764.037,’’ tutur Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhammad Yusron akhir pekan lalu.

Dari sisi jumlah nominal, total simpanan di bank umum per Desember 2019 naik 0,57 persen dari Rp 6.042,744 triliun pada November 2019 menjadi Rp 6.077,379 triliun. Jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun sebelumnya, total nominal simpanan tersebut tumbuh 6,54 persen di mana posisi simpanan pada Desember 2018 sejumlah Rp 5.704,429 triliun.

Kemudian, untuk simpanan dengan nilai saldo sampai Rp 2 miliar, jumlah rekeningny­a meningkat 0,04 persen dari 301.307.475 pada November 2019 menjadi 301.414.692 rekening pada Desember 2019. Sementara itu, simpanan dengan nilai saldo di atas Rp 2 miliar, jumlah rekeningny­a juga naik 1,44 persen dari 279.252 pada November 2019 menjadi 283.263 pada Desember 2019.

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira mengungkap­kan bahwa ada dugaan perilaku konsumen kelas menengah dan bawah cenderung menahan konsumsi. Khususnya barang-barang seperti kendaraan bermotor, properti, serta barang sekunder dan tersier. Hal tersebut terlihat dari jumlah simpanan dan nominal rekening di bawah Rp 2 miliar yang meningkat pada akhir tahun lalu.

’’Ibaratnya, menghadapi kondisi ekonomi yang melambat, kelas menengah sedang lakukan penyesuaia­n gaya hidup. Ikat pinggang agar likuiditas sepanjang tahun bisa terjaga,’’ ujarnya kemarin (2/2). Bhima menuturkan, upaya penyesuaia­n tersebut sebenarnya wajar karena pada 2019 banyak bonus maupun tunjangan karyawan swasta yang dipotong. Pada 2020 ada kenaikan beberapa pos tarif. Termasuk rencana perubahan skema subsidi elpiji 3kg serta naiknya tarif tol dan cukai rokok.

’’Untuk kelas menengah atas kondisinya berbeda, ada kekhawatir­an soal pajak. Jadi, mereka coba memecah rekening dalam nominal-nominal yang lebih kecil. Pasca lock up dana tax amnesty selesai, orang-orang kaya bisa menarik dana dari deposito bank. Bisa jadi cari aset yang lebih aman,’’ tuturnya.

Peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis Universita­s Kebangsaan RI Eric Alexander Sugandi mengungkap­kan, meningkatn­ya jumlah simpanan dan nominal rekening di bawah Rp 2 miliar kemungkina­n disebabkan adanya pembagian THR dan bonus. Dengan demikian, mereka memilih menyimpann­ya di bank. Dia juga menekankan bahwa mayoritas rekening dengan nominal di bawah Rp 2 miliar adalah rekening individu. Untuk rekening yang nominalnya lebih dari Rp 2 miliar, mayoritas berupa rekening korporasi dan rekening individu kalangan menengah ke atas.

’’Di akhir tahun, korporasi mengeluark­an uang untuk gaji dan THR, bayar utang, atau settlement transaksi akhir tahun. Sementara itu, mereka yang menengah ke atas menarik banyak uang untuk liburan akhir tahun,’’ jelasnya kemarin.

 ?? GRAFIS: BAGUS/JAWA POS ??
GRAFIS: BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia