Sediakan Ojek Gratis bagi Pengunjung
Memasuki masa panen, deretan event bertajuk festival durian tengah berlangsung di berbagai wilayah di Jatim. Salah satunya di Desa Kepel, Kabupaten Nganjuk.
NAMA desa di Kecamatan Ngetos itu sudah begitu tersohor sebagai sentra durian. Pohon-pohonnya sudah ada sejak zaman nenek moyang warga di sana.
Selain itu, desa tersebut disebutsebut memiliki 20 ribu pohon durian. Tiap pohon bisa menghasilkan hingga 500 buah. Sayang, meski melimpah, durian-durian asal desa di ujung selatan Nganjuk tersebut belum mampu menembus pasar secara luas.
Kondisi itu seakan jadi cambuk bagi kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Kepel. Mereka bertekad untuk mengenalkan durian asal desa itu kepada publik.
Bak gayung bersambut, harapan tersebut mendapat dukungan dari pemerintah desa (pemdes) setempat. Untuk kali pertama, sebuah festival durian digelar di sana. Sesuai dengan nama desanya, event itu diberi tajuk Festival Durian Kepel. Acara tersebut berlangsung sejak Sabtu (1/2) hingga terakhir kemarin.
Meski baru pertama digelar, event itu terbilang sukses. Animo pengunjung begitu luar biasa. Ribuan orang berbondong-bondong menikmati festival itu. ”Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mempromosikan durian kepel kepada masyarakat luas,” ujar Kades Kepel Sundari saat ditemui Jawa Pos Radar Nganjuk.
Keberhasilan itu tak lepas dari kemampuan pelaksana dalam mengemas festival tersebut. Mereka mampu menyajikan sensasi yang sangat memorable bagi pengunjung yang harus menempuh perjalanan panjang menuju desa berjarak 19 km dari pusat kota itu.
Begitu memasuki desa tersebut, para pengunjung sudah bisa menikmati suasana sejuk khas pegunungan. Mata yang lelah juga termanjakan oleh hijau pepohonan yang berjejer di sepanjang jalan.
Tiba di lokasi, pengunjung sudah disiapkan empat pintu masuk yang telah disediakan. Pintu selatan, utara, timur, dan barat. Pengunjung cukup merogoh kocek Rp 5 ribu sebagai mahar untuk masuk. Itu sudah termasuk biaya parkir dan ojek.
Ya, panitia festival menyediakan ojek gratis di setiap kantong parkir yang disediakan. Tak perlu menguras isi saku lagi. ”Berbagai fasilitas coba kami berikan. Semuanya untuk menarik wisatawan berkunjung ke sini lagi ke depannya,” imbuh Sundari.
Sampai di pintu masuk festival, durian telah menunggu untuk dipinang. Ada yang ditumpuk sampai menggunung. Ada juga yang digantung dengan tali rafia oleh para pedagang.
Tak perlu bingung untuk memilih durian mana yang akan dibeli.
Selain banyak pilihan, pedagang di sana akan membantu memilihkan. Pengunjung juga bisa mencicipinya terlebih dulu. ”Kami menyiapkan 12 hingga 15 ribu durian,” imbuh perempuan berkerudung tersebut.
Selain itu, untuk membuat pengunjung makin betah, panitia menyediakan panggung utama di kawasan wisata Bendungan Dewi Sekar Langit yang diisi dengan berbagai penampilan.
Beragam jenis buah durian ditawarkan di sana. Mulai durian montong lokal, musang king, bawor, hingga durian lokal kepel. Rasanya tak perlu diragukan. Legit, manis, pahit, dan pastinya dagingnya tebal. ”Durian montong lokal dan durian khas di sini yang paling banyak,” jelas Ketua Pokdarwis Desa Kepel Samsul Arifin.