Berkat Skuad yang Dalam
KEKALAHAN 1-2 di kandang Napoli pada giornata ke-21 Serie A pekan lalu (27/1) tidak mengendurkan Juventus. La Vecchia Signora –julukan Juventus– kembali ke jalur kemenangan dalam giornata ke-22. Tadi malam (2/2) Juve menang 3-0 atas Fiorentina di Allianz Stadium untuk mengoleksi poin ke-54.
Hasil itu berarti membuat Juve merasakan capolista Serie A musim ini dalam 11 giornata. Menyamai capaian rival sengitnya, Inter Milan, apa pun hasil melawan Udinese di Stadio Friuli dini hari tadi (3/2). Kalaupun menang, perolehan poin Nerazzurri –julukan Inter– hanya 51. ”Kemenangan yang sangat penting (atas Fiorentina, Red) untuk diri kami sekaligus bagi pesaing kami (memberi tekanan kepada Inter, Red),” kata Pavel Nedved, wakil presiden Juve, kepada DAZN.
Tiga kali seri dalam tiga giornata terakhir menjadi alasan Inter mulai tersendat dalam persaingan dengan Juve yang hanya terpeleset saat melawan Napoli dalam tujuh laga terakhir (enam lainnya menang). Seperti diungkapkan oleh allenatore Inter Antonio Conte kepada La Gazzetta dello Sport, ada hal mendasar yang membuat Inter keteteran bersaing dengan Juve dalam merebut scudetto. Yakni, kedalaman skuad.
”Kita lihat bagaimana ketika memasuki periode yang padat, pemain bermain tiga hari sekali. Saya berharap memiliki lebih banyak opsi pemain dan melakukan rotasi dengan pemain yang setara levelnya,” tutur Conte.
Karena itulah, pada bursa transfer musim dingin Januari 2020, Inter agresif. Nerazzurri mendatangkan tiga pemain. Yakni, Christian Eriksen, Victor Moses, dan Ashley Young. Bandingkan dengan Juve yang tidak menambah pemain, malah melepas empat pemainnya. Yakni, Mario Mandzukic, Emre Can, Mattia Perin, dan Marko Pjaca. Kecuali Mandzukic, tiga nama lain dipinjamkan.
”Saya sudah memiliki grup pemain, berisi 27 nama dengan kualitas yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Dan, setiap pemain mengetahui dan tentu saja memiliki posisi yang fundamental dalam tim,” kata allenatore Juve Maurizio Sarri kepada Tuttosport.