Doa pada Leg Pertama Final Piala Indonesia di SUGBK Itu Terkabul
Keputusan besar diambil gelandang PSM Makassar asal Belanda Marc Klok. Dia menerima pinangan dari Persija Jakarta. Padahal, di PSM yang diperkuatnya tiga musim terakhir, namanya begitu dielu-elukan. Julukan Ewaklok pun dilekatkan padanya. Dia juga rela ta
DOA pada 27 Juli 2019 itu dijawab Yang Mahakuasa. Harapan yang dirapalkan Marc Klok setelah timnya, PSM Makassar, dikalahkan Persija Jakarta dalam leg pertama final Piala Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
’’Saat itu, sekitar 80 ribu orang datang nonton di Stadion GBK. Ramai sekali. Setelah pertandingan, saya bicara dengan istri semoga suatu hari bisa main di sini untuk Persija,’’ katanya mengenang momen takjub melihat suporter Persija setelah pertandingan tahun lalu. Dan, enam bulan berlalu, keinginan itu terwujud.
Ya, pemain 26 tahun tersebut resmi berseragam Persija. Dia dikontrak jangka panjang. Yaitu, berdurasi empat musim. ’’Ternyata sekarang mimpi itu jadi kenyataan,’’ ucapnya saat diperkenalkan sebagai penggawa baru Macan Kemayoran –julukan Persija (1/2).
Pemain yang mengawali karir profesionalnya bersama Utrecht itu mengungkapkan, bergabung dengan klub seperti Persija merupakan cita-cita masa kecilnya. Ketika memutuskan jadi pesepak bola profesional, salah satu tujuan hidupnya adalah ingin bermain di klub yang punya basis suporter besar. Di klub yang punya sejarah panjang dan berprestasi. ’’Saya senang di sini. Saya senang main di Persija. Keluarga saya juga senang akhirnya saya bisa main di klub besar seperti Persija,’’ ungkapnya.
Walau mimpinya terwujud, Klok mengaku tidak mudah memutuskan meninggalkan PSM Makassar. Sebab, klub berjuluk Ayam Jantan dari Timur itu sebelumnya sangat berarti baginya. PSM adalah tim pertama di luar Belanda yang memberinya kontrak jangka panjang. Kontrak Klok bersama PSM berlaku hingga 2023 mendatang.
PSM juga memberikan tempat spesial. Ban kapten kadang melingkar di lengannya. Fans dari PSM juga mencintainya. Julukan Ewaklok yang merupakan gabungan kata ’’ewako’’ dari bahasa Makassar dan namanya yang disematkan sebagai tanda cinta yang besar.
Tapi, kini Klok harus melepas atribut tersebut. Seluruh kecintaan, ketenaran, dan kenyamanan di PSM. Benar-benar keputusan yang tidak mudah. Tapi, dia percaya keputusan itu akan berbuah prestasi untuk Persija Jakarta. ’’Ya negosiasi saya memang tidak mudah,” tuturnya.
Ambisi Persija yang menargetkan juara jadi alasan terbesar Klok memutuskan untuk menerima pinangan. ’’Saya sekarang tidak sabar untuk memulai dan memberi Persija segalanya. Memberi
The Jak piala musim ini,’’ ucapnya.
Persija juga membantunya mewujudkan mimpi lainnya. Yakni, jadi warga negara Indonesia dan bisa membela timnas. Saat ini, proses itu sedang berjalan. Bahkan, bisa jadi, sebelum kompetisi dimulai, Klok sudah jadi WNI. ’’Saya juga tidak mau berpikir ini dream team. Saya tetap harus kerja keras dan membuat atmosfer di tim jadi baik. Kalau atmosfer baik, pasti jadi juara,’’ terangnya.
Mantan pemain Oldham Athletic dan Dundee itu mengungkapkan, yang sulit dari proses kepindahannya adalah menanggalkan julukan Ewaklok. ’’Ewaklok itu dari Makassar. Di sana ada Ewaklok yang main di sana selama tiga tahun. Saya senang dengan itu. Tapi, sekarang saya tinggalkan Ewaklok di Makassar sebagai apresiasi suporter di sana. Di sini banyak orang bilang Jaklok-Jaklok di Instagram karena The Jak. Sekarang saya bisa bilang Jaklok sudah ada di sini (Persija),’’ tegasnya.