Jawa Pos

Warga Harapkan Ada Normalisas­i Saluran

-

SURABAYA, Jawa Pos – Saat mendung mulai menyelimut­i langit Surabaya kemarin (2/2), warga Gang Lebar, RT 4, RW 7, Kelurahan Dukuh Kupang, Surabaya, langsung bersiaga memindahka­n barang-barang berharga di rumah mereka. Sebagian ada yang memindahka­n barang ke rak khusus penyimpana­n barang. Sebagian lagi ada yang memindahka­n perabot dari lantai 1 ke lantai 2. Itu dilakukan setelah permukiman mereka dikepung banjir pada Sabtu malam (1/2).

Ketika itu, ketinggian air hampir 2 meter dari permukaan jalan. Rumah-rumah yang dibangun dengan ketinggian 0,5 meter dari permukaan jalan ikut dikepung banjir setinggi 0,5–1 meter. Sebagian perabot rumah ikut terendam. Bahkan, ada sebagian yang terseret. ”Hujan lebat 15 menit. Ya, sudah banjir, sudah selutut di jalan,” ujar Surti, warga setempat.

Karena itu, saat banjir melanda permukiman mereka, warga saling tolong-menolong untuk memindahka­n barang berharga ke lantai 2. Sementara itu, sofa dan kasur sulit dievakuasi sehingga ikut terendam. Karena itu, tidak mengherank­an jika pagi sampai siang, gang diramaikan pemandanga­n barang-barang yang dijemur.

Sementara itu, Ida Susanti, tetangga Surti, menyatakan bahwa permukiman mereka sudah menjadi langganan banjir setiap musim hujan. Bahkan, hujan dua hari terakhir membuat permukiman mereka banjir. Namun, selama musim hujan tahun ini, baru Sabtu malam lalu itulah yang terbesar. ”Biasanya kan hanya selutut atau paling tinggi 1meter, malam Minggu kemarin sampai leher,” ujarnya. Menurut warga setempat, banjir di sana disebabkan permukiman mereka yang berbentuk cekungan. Jadi, air dari permukiman yang tinggi dari barat dan timur turun semua ke sana.

Kondisi permukiman tersebut juga tidak didukung dengan adanya saluran yang memadai. Selain saluran pembuangan yang jumlahnya hanya satu, ukurannya tidak memadai untuk menampung luapan air. Hanya 1–1,5 meter. Belum lagi, kondisi ujung saluran ke utara permukiman bertambah sempit dan hanya tersisa kurang dari 1 meter. ”Kan banyak rumah di sana, di pinggir kali, jadinya sempit banget kalinya,” tutur Ida.

Agar itu tidak terulang, warga di sana berharap saluran permukiman diperlebar atau diperdalam lagi. Selain itu, menurut mereka, pemkot dan jajarannya harus bersikap tegas untuk memperinga­tkan warga yang membangun rumah dan memakan ruang saluran.

”Ya, dengan cara begitu, banjir kan bisa diminimalk­an toh, mungkin nggak kering, tapi tingginya tidak separah ini,” tegasnya. ”Atau kalau nggak begitu, mungkin ada cara antisipasi lain dari pemkot. Terserah, yang penting banjir teratasi wes, entah pakai pompa atau apa nanti,” sambung Ida.

 ?? HISYAM/JAWA POS ?? DIRAPIKAN: Warga Gang Lebar, RT 4, RW 7, Kelurahan Dukuh Kupang, membereska­n buku-buku dan arsip yang dijemur kemarin.
HISYAM/JAWA POS DIRAPIKAN: Warga Gang Lebar, RT 4, RW 7, Kelurahan Dukuh Kupang, membereska­n buku-buku dan arsip yang dijemur kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia