Training Memahami Computational Thinking
SURABAYA, Jawa Pos – Beberapa cip sederhana dibagikan kepada sembilan anak peserta kelas akhir pekan di Krya.ID. Cip tersebut dihubungkan ke laptop masing-masing. Dalam workshop microbit tersebut, anak-anak diajak memahami secara singkat computational thinking hingga coding.
Turner Lam, pemandu workshop, memperkenalkan microbit kepada anak-anak. Sebuah cip kecil itu bisa diutak-atik sesuka hati. Misalnya, Turner mengajak peserta membentuk pola untuk lampu-lampu pada cip tersebut. Ada yang membentuk pola
smiley face, ada pula yang membentuk garis namun bergerak dari kanan ke kiri.
Di tahap selanjutnya, Turner mengajari anak-anak memberikan rangsangan pada cip. Caranya, menyinari cip dengan senter. Jika cahayanya cukup terang, cip diatur agar mengeluarkan suara.
Workshop itu merupakan salah satu bagian dari kelas akhir pekan yang digagas Krya. ID untuk remaja usia 10–14 tahun. ”Kami ingin tekankan pada logika berpikirnya. Bukan melulu bagaimana agar anak jadi programmer,” ucap Antonius M.B., salah seorang pendiri Krya. ID. Diikuti sembilan peserta, kelas tersebut mengajarkan kemampuan computational thinking dan coding dari dasarnya.
Pada kelas tersebut, peserta dirangsang untuk menyatukan mekanik dan elektronik. ”Ini salah satu alasan kenapa diadakan. Karena di sekolah nggak ada yang seperti ini,” jawab pria kelahiran Medan tersebut. Anton menambahkan, pengajaran semacam itu mendukung dunia industri 4.0 yang akan dijalani para remaja tersebut kelak.