Jawa Pos

Bali Dikabarkan Mundur dari Calon Venue PD U-20

PSSI Malah Inspeksi Stadion yang Tak Masuk Daftar

-

JAKARTA, Jawa Pos – Persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia (PD) U-20 tahun depan tidak berjalan mulus. Tersiar kabar bahwa Bali yang menjadi salah satu calon kuat tuan rumah mengundurk­an diri. Padahal, Bali disebut-sebut sebagai salah satu calon tuan rumah ”utama” karena gelaran Piala Dunia U-20 bisa dipaketkan dengan dunia wisata Pulau Dewata yang sudah terkenal seantero dunia

Ketika dimintai konfirmasi, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan enggan berkomenta­r banyak. Namun, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu membenarka­n adanya keinginan Bali untuk mundur. ”Dari pengelola Stadion Kapten I Wayan Dipta mengatakan demikian (mundur, Red). Alasannya karena belum bisa memastikan stadion latihan pendukungn­ya,” ujar Iwan Bule kepada Riau Pos

(Jawa Pos Group). ”Tapi, kami akan berkoordin­asi dengan gubernur Bali untuk memastikan apa benar Bali mundur,” sambungnya.

Nah, kemarin Iwan Bule menginspek­si Stadion Utama Riau. Padahal, stadion yang dibangun untuk menyambut PON XVIII 2021 itu tidak masuk daftar sepuluh stadion yang sebelumnya diajukan PSSI kepada FIFA untuk menjadi

venue Piala Dunia U-20. Dari sepuluh stadion tersebut, PSSI juga sudah punya enam venue andalan dan bahkan sudah dilobi ke FIFA agar jadi pilihan. Sebab, sebelumnya FIFA hanya minta empat stadion kepada Indonesia untuk digunakan Piala

Dunia U-20.

Enam stadion itu adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno, Stadion Pakansari, Stadion Mandala Krida, Stadion Manahan, Stadion Gelora Bung Tomo, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta. Keenamnya juga sudah didatangi Iwan Bule untuk dicek langsung. Normalnya, jika ada di antara enam stadion andalan yang mengundurk­an diri, semestinya yang disiapkan sebagai pengganti adalah empat stadion yang sudah dikomunika­sikan dengan FIFA.

Tapi, kini tiba-tiba muncul dua nama stadion baru yang juga kabarnya akan diajukan ke FIFA. Yakni, Stadion Utama Riau, Pekanbaru, dan Stadion Jakabaring, Palembang. ”Sebenarnya sepuluh. Tapi, tim kami minta dua untuk venue tambahan. Agar daerah lain menjadi fenomenal karena pernah dipakai oleh World Cup. Kemungkina­n Riau jadi pengganti Bali bisa saja. Karena itu, kami datang ke Riau,” tambahnya.

Setelah itu, menurut Iwan Bule, PSSI akan berdiskusi dengan FIFA dan mengirimka­n surat terkait apa yang dilihat di Riau. ”Maret akhir kami kembali bersama tim dan

FIFA untuk menentukan dan memastikan stadion ini dipakai apa tidak untuk World Cup,” jelas mantan PJ gubernur Jawa Barat itu.

Lalu, kenapa PSSI seakan seenaknya sendiri mengubah daftar venue untuk Piala Dunia U-20? Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Soemantri angkat bicara. Menurut dia, selama ini PSSI belum pernah menentukan secara pasti siapa saja yang akan dijadikan venue. Artinya, semua stadion di Indonesia masih punya kemungkina­n jadi venue.

Alasannya, PSSI memberikan sebanyak-banyaknya opsi kepada FIFA. Pada Maret mendatang, FIFA datang ke Indonesia untuk melihat stadion-stadion yang ada. ”Pak Ketua Umum (Mochamad Iriawan) sedang road show ke venue-venue itu. Agar nanti Maret sudah ada bayangan FIFA di mana saja akan diselengga­rakan. Tinggal FIFA lihat-lihat. Jadi, yang putuskan FIFA, bukan PSSI,” tuturnya.

Sementara itu, sejauh ini belum ada komentar dari pengelola Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Beberapa upaya Jawa Pos untuk mendapatka­n komentar belum membuahkan hasil.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia