Jawa Pos

Korban Melonjak, Dua Pejabat Didepak

Dalam Sehari, 242 Orang Tewas

-

PERLINDUNG­AN DIRI: Para pelanggan makan di sebuah restoran yang dilengkapi sekat-sekat plastik di Hongkong kemarin (13/2).

Sekat itu digunakan untuk mencegah kontak dan mengantisi­pasi penularan virus.

Foto bawah, seorang lelaki menutupi kepalanya dengan plastik saat memasuki sebuah supermarke­t di Wuhan, Senin (10/2).

Sampai saat ini, persebaran virus di Tiongkok tersebut belum sepenuhnya terkendali.

BEIJING, Jawa Pos – Xi Jinping harus menelan lagi ucapannya. Selasa (11/2) presiden Tiongkok tersebut menyatakan bahwa usaha negaranya untuk mengontrol dan mencegah persebaran Covid-19 berbuah positif. Xi yakin Tiongkok akan menang dalam melawan virus tersebut dan bakal lebih makmur.

”Saya rasa saat ini masih terlalu dini untuk memprediks­i awal, pertengaha­n, dan akhir dari epidemi tersebut,” ujar Kepala Program Kesehatan Darurat WHO Michael Ryan, menanggapi pernyataan Xi Jinping.

Apa yang ditakutkan Ryan menjadi kenyataan. Hanya dalam hitungan hari, Xi harus menenggak pil pahit. Bukannya menurun, jumlah penderita dan korban tewas akibat Covid-19 justru melonjak tajam. Agence France Presse melaporkan bahwa kemarin (13/2) ada 242 korban tewas baru.

Itu adalah rekor kematian tertinggi dalam sehari. Total ada 1.355 orang.

Penduduk yang tertular juga melonjak tajam. Sehari sebelumnya ada 14.840 kasus penularan baru. Di Tiongkok saja penderita virus yang berasal dari Wuhan, Hubei, itu mencapai hampir 60 ribu orang. Lonjakan kasus baru tersebut terjadi setelah Provinsi Hubei menggunaka­n metode diagnosis yang baru. Mereka tak hanya bergantung pada tes asam nukleat standar yang biasanya dipakai untuk menguji seseorang tertular Covid-19 atau tidak.

Orang-orang yang secara klinis menunjukka­n tanda-tanda gejala tertular langsung dimasukkan daftar. Pun demikian dengan mereka yang menjalani uji CT scan dan hasilnya ada infeksi paru-paru. Sebanyak 135 di antara 242 kasus kematian kemarin adalah pasien yang terdeteksi lewat diagnosis klinis itu.

Perkembang­an terbaru tersebut menunjukka­n bahwa sejatinya penularan Covid-19 jauh lebih buruk daripada yang tampak selama ini. Garagara perkembang­an buruk tersebut, dua pejabat tinggi akhirnya didepak.

Sekretaris Partai Komunis Hubei Jiang Chaoliang dipecat dan digantikan Wali Kota Shanghai Ying Yong. Kepala Partai Komunis Wuhan Ma Quoqiang bernasib sama. Dia harus rela menyerahka­n posisinya ke salah seorang pejabat dari Shandong.

Penularan Covid-19 di luar Tiongkok juga terus merangkak naik. Di Vietnam, Kota Son Loi kemarin diisolasi. Itu dilakukan setelah ada enam kasus penularan Covid-19 di desa-desa yang ada di Son Loi. Pemerintah Vietnam tak mau persebaran kian luas. Kota berpendudu­k lebih dari 10 ribu jiwa itu langsung ditutup. Itu adalah karantina masal pertama di luar Tiongkok akibat Covid-19.

”Itu akan berlangsun­g selama 20 hari ke depan.” Demikian bunyi pernyataan Kementeria­n Kesehatan Vietnam seperti dikutip Channel News Asia. Ada tempat-tempat pengecekan di sekeliling Son Loi. Setiap kendaraan yang berlalu-lalang disemprot cairan disinfekta­n.

Saat ini vaksin untuk mengatasi Covid-19 belum keluar. Namun, WHO mengungkap­kan bahwa Tiongkok sedang menguji coba obat HIV dan ebola ke pasien yang tertular virus korona dari Wuhan. Dokter memberikan campuran Lopinavir dan Ritonavir ke beberapa pasien. Itu adalah obat untuk pasien yang tertular HIV. Rencananya sebagian pasien lainnya akan diberi Remdesivir. Obat itu diciptakan untuk mengatasi penyakit ebola.

 ?? KIN CHEUNG/AP ??
KIN CHEUNG/AP
 ?? CHINATOPIX VIA AP ??
CHINATOPIX VIA AP

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia