Ukurannya Hanya Selebar KTP, Rasanya Berani Diadu
Tidak semua durian yang bercita rasa istimewa memiliki ukuran buah yang sedang atau besar. Ada juga durian kecil yang rasanya bisa diadu. Tak sedikit yang diburu para penggemar.
JIKA dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya, musim panen durian di sejumlah daerah di Jatim kali ini memunculkan fenomena baru. Kemarau yang panjang membuat sebagian durian lokal mengalami penyusutan ukuran. Yang biasanya berbobot 2 kilogram, kini bisa jadi 1–1,5 kilogram.
Namun, ada juga varietas yang memangsejaklamadikenalmemiliki ukuranmini.Adayanghanyaselebar kartuKTPataucumasekepaltangan orangdewasa.Soalrasa,durian-durian tersebut sudah begitu tersohor.
Salah satunya adalah durian si unyil asal Desa Wonokerto, Kecamatan Gucialit, Lumajang. Varietas yang satu ini begitu unik. Yang paling mencolok adalah ukuran buahnya. Diameternya hanya seukuran kartu ATM. Beratnya pun ringan, kurang dari 0,5 kilogram.
Namun, jangan salah. Meski berukuran kecil, si unyil berasal dari pohon yang sudah sangat tua, lebih dari seratus tahun. ”Dari dulu pohonnya ya seperti itu, tidak pernah besar lagi,” kata Yudi Widyanto, pemilik pohon.
Hanya ada satu pohon durian si unyil yang tumbuh sekarang. Buahnya cukup lebat, bisa lebih dari 500 biji sekali musim. Rasanya pun stabil meski kemarau panjang atau musim hujan.
Bagi penggemar durian yang belum tahu, boleh jadi mereka menganggapnya durian yang gagal. ”Dikiranya belum matang atau durian afkiran (yang sudah disortir karena jelek). Tapi, setelah dicoba, mereka suka,” katanya.
Ya, rasa durian tersebut membuat penikmatnya bisa langsung kepincut. Manisnya legit dan punel. ”Ada pahit dan gurihnya sedikit. Warna daging buahnya kuning jagung,” papar pria yang sudah 10 tahun bertani durian itu.
Meski rasanya recommended,
Yudi tidak mematok harga tinggi. Dengan uang Rp 50 ribu, pencinta durian bisa membawa pulang tiga buah durian si unyil. Saat panen raya tiba, si unyil biasanya dijadikan ”bonus” bagi pelanggan yang memborong durian lain dalam jumlah besar.
Selain si unyil, varietas berukuran mini lain yang rasanya bisa diadu adalah durian kepel dari Dusun Sabrang, Desa Bedayutalang, Kecamatan Senduro, Lumajang.
Ukurannya sesuai dengan nama yang disematkan. Hanya sekepel alias sekepal tangan. Bedanya, warna durian tersebut lebih pekat. Kuning tua agak oranye. Begitu cantik. Soal rasa, tak usah ditanya lagi. Legit gurih dan creamy.
Ada juga durian talang kuning. Sama, durian mini itu berasal dari Bedayutalang. Sekilas mirip durian bajul. Kulit buahnya cenderung kekuningan, senada dengan daging buahnya yang berwarna kuning tua. Bedanya, ukurannya mini.
Nikmatnya durian tersebut bisa diadu dengan durian unggulan sekelas bajul atau durian santri.
Nendang dan bikin ketagihan. Manis dan pahitnya ada. Dagingnya pun lembut. Rasanya pecah di mulut.
Raat Saleh, salah seorang pegiat durian di wilayah tersebut, menyatakan, musim durian tahun ini banyak orang yang lebih suka durian berukuran kecil. Yakni, buah yang diameternya tidak lebih dari sejengkal tangan. Apalagi, bagi maniak durian. ”Biasanya diistilahkan handy. Ukuran ini ideal,” katanya.