Terseret 3 Km dari Titik Awal
Seluruh Korban Tenggelam di Kali Pucang Ditemukan
SIDOARJO, Jawa Pos – Berakhir sudah pencarian tiga korban tenggelam di Sungai Pucang. Tiga siswa SMPN 5 Sidoarjo itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Korban kedua ditemukan Pratu Marinir Eka dari Batalyon Intai Amfibi 2 Korps Marinir kemarin (13/2) pukul 10.30. Tepatnya, di Desa Bluru Kidul, RT 1, RW 8. Jaraknya sekitar 500 meter ke timur dari lokasi tiga korban bermain air. Korban dengan nama M. Ruli Kurniawan itu langsung dilarikan ke RSUD Sidoarjo untuk diperiksa
J
Tak lama diperiksa, anak tunggal pasangan Rudi Kurniawan dan Maizatul Lailiyah tersebut dipulangkan ke rumah duka di Gang 5 Jalan Yos Sudarso. Setiba di rumah, Rudi tak kuasa membendung emosi. Dia berteriak histeris memanggil putra tunggalnya itu, mirip orang yang mengamuk. Ibu Ruli hanya terdiam. Matanya sembap. Dia belum makan sama sekali sejak Ruli dikabarkan tenggelam.
Rudi tak mengira hidup anaknya berakhir tragis. Malam sebelumnya, Rudi masih tampak kuat. Bahkan, dia berniat membentuk tim sendiri saat pencarian dihentikan pukul 23.00. Warga membendung niatnya karena kondisi saat itu sangat sulit. Yakni, hujan dan tengah malam. Kemarin emosinya tak lagi terbendung saat ambulans pengantar jenazah Ruli tiba di rumahnya. Ruli dimakamkan di Makam Yos Sudarso kemarin pukul 13.00.
”Ketiganya ini teman dekat, baru enam bulan sekolah di sini,” kata Kepala SMPN 5 Sidoarjo Siti Latifah setelah melayat kemarin. Mereka terkenal suka bermain bola. ”Anaknya juga dikenal baik dan rajin,” imbuhnya.
Sebagai persembahan terakhir untuk mereka, sekolah menggelar salat Gaib dan doa bersama di masjid sekolah kemarin. ”Pukul 10.00, seluruh siswa dipulangkan. Seluruh guru ikut takziah,” ucapnya. Namun, Latifah memastikan hari ini pembelajaran sudah kembali normal.
Sementara itu, petugas gabungan terus menyisir Sungai Pucang. Tepat pukul 14.45, korban terakhir atas nama Akhmad Dafaldi Baihaqi ditemukan mengambang. Siswa kelas VII-7 tersebut ditemukan sejauh 3 kilometer dari titik mereka bermain air. Tepatnya, di pertemuan antara Sungai Pucang dengan afvoer Sidokare. ”Di situ ada pintu air masuk ke tambak. Tim gabungan pun mengidentifikasi. Ternyata memang betul korban terakhir,” jelas Kapolsek Sidoarjo Kota Kompol Supiyan.
Korban pun dilarikan ke RSUD Sidoarjo untuk diperiksa. Tak jauh berbeda dengan korban sebelumnya, anak pasangan Djumari dan Erni Suryanti itu tak lama di RSUD. Setelah diperiksa, korban dipulangkan ke rumah duka di Jalan Jenggolo IV/59A.
Harapan Erni pupus. Selama Dafaldi masih dalam pencarian, Erni optimistis anaknya masih hidup. Dia pun masih tampak tegar turut memantau pencarian.
Sayang, harapannya tak menjadi kenyataan.
Rasa kehilangan tidak hanya dirasakan keluarga dan guru para korban. Tetangga mereka pun sangat sedih dengan meninggalnya tiga siswa tersebut. Bahkan, Ketua RT 3, RW 1, Kelurahan Sidoklumpuk, Anang Kurdianto juga datang ke RSUD untuk menunggu jenazah Ruli disucikan.
Dia mengatakan bahwa selama ini Ruli dikenal sebagai anak yang baik dan tidak pernah neko-neko. ”Anaknya pendiam dan pandai,” kenangnya. Karena itu, banyak pihak yang merasa kehilangan. Terlebih, Ruli merupakan anak tunggal.
Liliek Susiowati, wali kelas Ruli, mengaku kali terakhir bertemu para muridnya tersebut sebelum mereka tenggelam. Tidak ada firasat apa pun kala itu. Mereka beraktivitas seperti biasa. Bahkan, Ruli dikenal memiliki ciri khas. Dia selalu menggunakan seragam lengan panjang. ”Bajunya panjang,” ucapnya. Karena itu, saat ditemukan, dia langsung dikenali berkat seragamnya yang khas tersebut.
Sebelum ketiga korban tenggelam di sungai, warga sebenarnya memperingatkan mereka. Ketika itu para siswa SMPN 5 Sidoarjo tersebut duduk-duduk atau cangkruk di tepi sungai. Mereka diminta pulang karena debit air sungai tinggi dan hujan masih turun. Tidak baik untuk berenang karena bahaya.
Namun, ketiga korban dan dua siswa lain tetap berada di tempat tersebut. Bahkan, mereka sempat berenang. Tidak lama kemudian, dua siswa naik ke tepian. Ketiga korban masih berenang di sungai. Hingga akhirnya, peristiwa nahas itu terjadi. Mereka dilaporkan tenggelam terseret arus.
’’Menurut informasi, saat itu sungai yang biasa ada orang sedang sepi karena hujan,’’ kata salah seorang guru SMPN 5 Sidoarjo, Tacuk Maryori. Bahkan, saat itu ada seorang perempuan yang hendak menolong dengan berteriak. Namun, teriakannya tidak terdengar orang.
Guru mata pelajaran IPA itu juga menyebutkan, para siswa tersebut pulang dari sekolah pada pukul 14.20. Karena jarak antara rumah dan sekolah cukup dekat, mereka berjalan kaki. Mereka pun bersama-sama menuju salah satu rumah korban untuk meletakkan tas dan sepatu. Mereka tidak sempat ganti baju dan langsung menuju sungai.
Kejadian itu membuat pihak sekolah waspada. Kemarin mereka juga mengingatkan para siswa untuk berhati-hati saat bermain. ’’Tidak bermain yang membahayakan,’’ tuturnya. Terutama saat musim hujan seperti sekarang.
Dokter forensik RSUD Sidoarjo dr Evi Diana SpF hanya melakukan pemeriksaan luar terhadap para korban. Berdasar hasil pemeriksaan, tidak ada luka di tubuh korban. Hanya tampak memar di bagian tubuh. Salah satunya di dada dan paha. Mungkin tubuh korban memar karena terbentur benda di sungai. ’’Serta keluar buih dari mulutnya,’’ ujar Evi. Tubuh korban yang ditemukan kemarin terlihat membiru.