Bawaslu Panggil Eri Cahyadi
Dipastikan Datang Senin
SURABAYA, Jawa Pos – Bawaslu Surabaya mengirim surat panggilan kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Eri Cahyadi. Alasan utama pemanggilan tersebut, ada warga yang mendeklarasikan Eri sebagai calon wali kota. Padahal, dia masih berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
Ketua Bawaslu Surabaya M. Agil Akbar menuturkan, surat pemanggilan kepada Eri itu sudah dikonsultasikan ke Bawaslu Jatim. Surat tersebut sudah dikirim pada Rabu sore ke kantor Bappeko oleh staf Bawaslu Surabaya.
”Sesuai aturan, sebagai PNS tentunya harus netral. Itu sudah sesuai dengan PP 42 (PP 42/2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS, Red). Jadi, PNS itu tak boleh melakukan deklarasi,” ungkap Agil kemarin.
Dia menegaskan bahwa surat tersebut berupa permohonan keterangan dalam rangka pengawasan. Sebab, diketahui dari media cetak dan elektronik, ada sejumlah berita bahwa Eri dideklarasikan oleh masyarakat. ”Nah, akan kami tanyakan keterlibatan dia. Apakah ikut deklarasi, ikut menyuruh, atau bagaimana? Itu yang akan kami tanyakan,” tambah Agil.
Dalam surat tersebut, Bawaslu mengundang Eri untuk hadir di kantor Bawaslu Surabaya pada Senin (17/2). Dia diminta untuk bertemu dengan tim investigasi Bawaslu Kota Surabaya.
Terpisah, Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, dirinya akan menghadiri undangan dari Bawaslu Surabaya tersebut. Namun, hingga siang kemarin, dia mengaku belum menerima secara langsung undangan tersebut. ”Kalau diundang, tentu malah senang saya. Karena bisa menjelaskan semuanya sehingga orang bisa tahu, biar tidak bingung,” ungkap Eric, sapaan akrab Eri Cahyadi, kemarin (13/2).
Posisi Eric memang serbasalah. Sejauh ini, dia tidak mendaftar pada parpol mana pun. Juga, belum ada rekomendasi parpol untuk dirinya. Selain itu, usianya masih sangat muda. Jika ingin maju di politik pun, dia pasti tahu bahwa Machfud Arifin sudah mengantongi rekom, nyaris semua parpol. Untuk maju, dia harus mendapat rekomendasi dari PDIP. Sesuatu yang siapa pun tahu bahwa tidak mudah untuk mendapatkannya.
Di sisi lain, sejumlah elemen yang dulu mendukung Risma habis-habisan mendorong dia maju. Dukungannya pun riil. Sejumlah relawan di hampir semua kelurahan mendeklarasikan dukungan kepadanya. Itu tentu saja membuat Eric menjadi canggung. Mau bertemu masyarakat dianggap kampanye, tapi kalau tidak turun ke lapangan, tentu saja dia akan menyalahi tupoksinya sebagai kepala bappeko.
Hingga di sejumlah kesempatan, dia menyatakan bahwa dirinya hanya ingin fokus bekerja sebagai kepala bappeko. ”Tidak mau berpikir macammacam. Yang penting, saya bekerja. Dikira kampanye apa enggak, wis itu kembali ke persepsi masingmasing,” katanya beberapa waktu lalu. ”Yang jelas, saya punya tanggung jawab pekerjaan,” terangnya.
Eric menegaskan bahwa tidak tahumenahu soal deklarasi dukungan untuk dirinya agar maju sebagai calon wali kota Surabaya. Dia tidak mendaftarkan diri ke partai mana pun sejauh ini. ”Saya tidak kenal siapa itu yang deklarasi. Semoga paling tidak, orang-orang itu bisa memahami kondisi dan posisi saya,” tambah dia.
Dia mengaku hingga kemarin masih menjabat sebagai kepala bappeko. Tugas dia adalah menyelesaikan banyak masalah, mulai kemiskinan, pendidikan, hingga penyederhanaan birokrasi. Dia harus bertemu hingga ke ketua RW. Namun, jadinya dia malah canggung dan kurang nyaman karena ada isu bahwa dirinya maju pilwali. ”Sampai sekarang ini kalau mau ketemu RW, jadinya nggak enak, ditanya macam-macam. Tapi, insya Allah besok Senin saya datang sehingga bisa dijelaskan nanti, jadi lebih enak,” ungkap Eric.