Sharing Isu Lingkungan lewat Fashion
SURABAYA, Jawa Pos – Tahun 2020 memang sudah berjalan lebih dari sebulan. Namun, hal itu bukan alasan bagi para penggiat fashion untuk tidak berkumpul dan ngobrol soal tren 2020. Dalam gathering tren fashion 2020 yang berlangsung di Alvera kemarin (13/2), sebanyak 22 fashion designer muda Surabaya membahas tren yang ingin diangkat tahun ini. Gathering itu dipimpin Idayati, fashion designer yang juga pengajar. Dia ingin mengangkat tren untuk pertengahan tahun 2020 sampai selesai. ’’Soalnya, 2020 sudah berjalan,” ujarnya.
Untuk pertengahan 2020, Ida menyebutkan bahwa konsep fashion yang diutamakan adalah eco friendly. ”Sejak 2019, isu alam ini besar banget. Apalagi soal penyu yang viral makan sampah plastik,” terangnya. Dari situ, Ida ingin menyoroti isu tersebut. Tujuannya, menyadarkan masyarakat bahwa isu itu memang perlu diperhatikan.
Cara yang bisa diterapkan pada fashion adalah pemilihan bahan yang ramah lingkungan. ’’Kayak yang mudah terurai atau mengandung serat tinggi. Itu lebih ramah lingkungan,” jelas Ida. Selain itu, ada fashion ramah lingkungan dengan konsep zero waste yang tak menyisakan kain atau reuse kain-kain yang sudah tidak terpakai.
Dalam gathering tersebut, ada pula yang mengenalkan karya berkonsep eco friendly. Della Renata, misalnya. Mengangkat isu penyu yang makan sampah plastik hingga terjerat plastik bertahun-tahun, dia mengangkat fashion yang memanfaatkan banyak plastik. Mulai banner-banner yang tidak terpakai sampai plastik mika warna-warni yang biasanya menjadi sampul makalah. ”Plastik-plastik ini sangat bisa kalau dibuat untuk detail-detailnya,” ucapnya.