Bakal Buah di Dalam Juring Jadi Pembeda
Begitu banyak sisi menarik dari durian yang bisa dikupas. Bukan hanya soal kualitas, melainkan juga bentuk. Salah satunya adalah durian yang memiliki kelainan genetik.
SECARA umum, ciri fisik antardurian tak jauh berbeda. Buahnya berbentuk bulat hingga lonjong. Bagian dalamnya berisi daging buah yang menyebar di dalam juring-juring.
Namun, ada durian yang memiliki ciri fisik yang tak lazim. Penyebabnya, varietas itu mengalami kelainan genetik. Salah satunya adalah durian kembang. Varietas itu ada di dua wilayah yang berbeda. Yakni, Kecamatan Gucialit dan Pasrujambe di Lumajang.
Durian kembang asal Gucialit berada di Dusun Sidomakmur, Desa Gucialit. Durian itu sudah lama dikenal. Sebab, pohonnya berusia lebih dari 50 tahun.
Sementara durian kembang asal Pasrujambe berada di Dusun Rekesan, Desa Jambearum.
Durian itu juga cukup dikenal. Malahan, usia pohonnya jauh lebih tua. Mencapai 300 tahun. Karena itu, warga setempat kerap menyebutnya durian kuno.
Durian kembang Gucialit memiliki sejumlah ciri yang unik karena kelainan genetik. Yakni, terdapat bakal buah yang bentuknya mirip durian yang sudah berduri. Namun, ukurannya hanya sebesar satu ruas jari. Letaknya di tengahtengah juring.
Durian tersebut juga memiliki ciri benang sari yang masih menempel di bakal buahnya. Berwarna kuning jagung. Dari penampilan fisik, memang mirip buah durian yang baru memasuki masa perkembangan dari kembang. Ukurannya pun berbeda-beda, yakni 1–2 sentimeter.
Meski memiliki ’’kelainan’,’ kualitasnya tak perlu diragukan. Durian itu pernah mendapat gelar juara pertama Lomba Durian Lumajang 2018. Rasa punel dan manis legit plus sedikit pahit membuat durian tersebut jadi favorit. Warnanya pun menarik. Kuning semioranye.
Sementara itu, durian kembang Pasrujambe juga memiliki bakal buah yang tumbuh di tengah. Namun, tidak ada benang sarinya. Bentuknya juga lebih lonjong dan besar dengan duri yang tumpul.
Pakar buah tropis Indonesia Mohamad Reza Tirtawinata menyatakan, durian kembang murni memiliki ciri khusus karena faktor genetik. Dia menyebutkan, pohon induk tunggal (PIT) di Gucialit pernah diteliti. ’’Dari hasil pengamatan dua tahun lalu, juga seperti itu. Kondisi buahnya konsisten,’’ paparnya.
Yaitu, di dalam durian tersebut ada kepala putik dan benang sari sebagai organ jantan dan betina tanaman. ’’Namun, meski sudah menjadi buah, tidak ada daging di dalamnya saat dibelah,’’ ujar pendiri sekaligus ketua Yayasan Durian Nusantara tersebut.
Sementara itu, Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Lumajang Donny Ananto mengungkapkan, saat ini pihaknya mengajukan durian kembang asal Gucialit sebagai varietas unggulan ke Kementerian Pertanian (Kementan). Penelitian dan observasi tanaman sudah dilakukan.
’’Pemkab memang mendukung agar varietas ini menjadi ikon baru. Sebab, ciri yang dimiliki durian ini sangat langka,’’ paparnya.
Selain itu, upaya pengembangan mulai dirintis. Diharapkan, setelah sertifikasi keluar, budi daya bisa dimulai. ’’Kami tinggal mengirim sampel ke pusat untuk diteliti,’’ katanya.