Jawa Pos

BIANCONALT­I

-

MILAN, Jawa Pos – Juventus bukan klub Serie A yang paling sering dihadiahi penalti oleh wasit pada musim ini. Lazio yang terbanyak, 14 penalti di semua ajang. Juve? 11 kali. Tapi, untuk penalti yang paling menguntung­kan, Juve juaranya.

Contoh terakhir adalah saat Juve terhindar dari kekalahan oleh AC Milan dalam first leg semifinal Coppa Italia di San Siro kemarin (14/2). Kalau tak ada penalti Cristiano Ronaldo pada menit pertama injury time (90+1’), Juve bakal menelan kekalahan pertama dari AC Milan dari sepuluh head-tohead terakhir. Gol Ronaldo membuyarka­n keunggulan Rossoneri –sebutan AC Milan– via gol Ante Rebic pada menit ke-61.

Bagi Juve, ini jadi penalti keempat yang menyelamat­kan muka mereka musim ini. Jumlah itu lebih banyak jika dibandingk­an dengan klub-klub Serie A lainnya. Sama seperti saat penalti Ronaldo sukses menghindar­kan Allianz Stadium (kandang Juve) dari kekalahan pertama di Serie A musim ini pada giornata ke-14 (1/12). Yakni saat Bianconeri ditahan Sassuolo 2-2.

Atau, dua penalti CR7 yang jadi penentu hasil saat menang 2-1 atas Hellas Verona (21/9) dan Genoa (31/10). Bahkan, penalti ke gawang Genoa tercipta pada menit keenam injury time (90+6’). Karena itu, ada pelesetan julukan Juve dari Bianconeri menjadi ’’Bianconalt­i’’ yang menghiasi timeline media sosial.

Sejatinya, penalti yang diberikan wasit Paolo Valeri kemarin tidak salah. Bola bicycle kick Ronaldo memang jelasjelas menerpa tangan bek kanan AC Milan Davide Calabria. Meski begitu, Valeri sempat meminta review video assistant referee (VAR). Ronaldo pun tidak menyia-nyiakan penalti untuk memperpanj­ang tren selalu mencetak gol dalam laga Juve sepanjang tahun ini (8 laga). ’’Penalti itu tidak seharusnya diberikan,’’ kecam allenatore AC Milan Stefano Pioli kepada RAI Sport. Versi Pioli, tangan kiri Calabria saat terkena bola membelakan­gi Ronaldo. Di sinilah kontrovers­inya.

’’Sebuah kesalahan menghadiah­i penalti karena situasi pemain tidak bisa melihat bola. Aku ingat wasit memperliha­tkan cuplikan penalti Cagliari versus Brescia di awal musim (26/8/2019) dan wasit bilang keputusan itu salah,’’ tutur Pioli.

Saat itu wasit Eugenio Abbatista memberikan hadiah penalti kepada Brescia setelah striker Cagliari Alberto Cerri mengalami hal serupa dengan Calabria.

Mungkinkah tangan Calabria aktif? Tidak. ’’Dia dalam situasi melompat dan tidak ada waktu baginya untuk mengembali­kan tangan ke posisinya,’’ sambung Pioli.

Mantan arbitro Serie A Tiziano Pieri angkat bicara. Pieri sependapat denghan Pioli. ’’Aku berdiskusi dengan (Nicola) Rizzoli (kepala Komite Wasit Federasi Sepak Bola Italia, Red) saat insiden di Sardegna Arena (Cagliari versus Brescia, Red). Dia juga menyebut keputusan Eugenio (Abbatista) itu salah atau tidak seharusnya penalti,’’ tuturnya.

Tidak hanya memberikan penalti kontrovers­ial untuk La Vecchia Signora, julukan Juve. Kemarin Valeri juga menghadiah­i bek kiri Milan Theo Hernandez kartu kuning kedua pada menit ke-71.

Selain dua kartu kuning Theo, Valeri memberikan hadiah serupa kepada empat pemain Milan lainnya. Yaitu, Calabria, Franck Kessie, Samu Castillejo, dan Zlatan Ibrahimovi­c. Dua nama terakhir otomatis mengikuti Theo absen dalam second leg di Allianz Stadium (5/3).

’’Itu murni penalti,’’ tegas pelatih Juve Maurizio Sarti tentang insiden pada menit ke-90+1 tersebut. Dia mengakui, aturan soal handsball memang banyak kontrovers­i dan belum bisa diatasi dengan VAR. Hanya, dia enggan menganggap keputusan Valeri condong ke anak asuhnya.

’’Diuntungka­n? Tidak. Saya tak merasa demikian. Sebab, sebelumnya ada siku (pemain AC Milan) yang mengenai (Juan) Cuadrado dan seharusnya kami mendapatka­n penalti,’’ ucap Sarri. Cuadrado mendapat sikutan dari Kessie dan kejadian tersebut tak dianggap Valeri sebagai pelanggara­n.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia