Dibawa ke Jayapura untuk Identifikasi
Setelah 12 Jenazah Korban Heli Jatuh Ditemukan
JAYAPURA, Jawa Pos – Tim evakuasi membutuhkan waktu lima jam pendakian untuk bisa sampai di lereng Pegunungan Mandala, Papua. Dan, di sana, 12 jenazah seperti telah ’’menunggu”.
Mereka adalah para korban kecelakaan heli MI-17 Penerbad nomor registrasi HA 5138. Musibah tersebut terjadi pada 28 Juni tahun lalu. Sebanyak 12 jenazah itu ditemukan di sekitar bodi helikopter pada pukul 12.30 WIT.
Lokasi kecelakaan itu masuk wilayah Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang. ’’Identitas 9 jenazah bisa dikenali dari pakaian dan atribut yang mereka kenakan. Untuk 3 jenazah lagi, masih diperlukan proses identifikasi lebih lanjut,’’ terang Ketua Tim Evakuasi Danrem 172/PWY/ Kolonel Jonathan Binsar Sianipar seperti dikutip Cenderawasih Pos kemarin (14/2).
Binsar menjelaskan, posisi helikopter yang jatuh berada di ketinggian. Karena
itu, tim evakuasi yang juga melibatkan masyarakat setempat harus menuju ke puncak dulu, lalu turun lagi. Itulah yang menjadi kendala.
Yang pertama dilakukan sesampai di lokasi pada Jumat siang (14/2) adalah mengumpulkan semua jenazah. Sebab, beberapa di antaranya tertimpa badan helikopter.
’’Kami harapkan hari ini (kemarin) selesai sehingga Sabtu (hari ini, 15/2), jika cuaca mendukung, heli evakuasi berangkat dari Bandara Oksibil sekitar pukul 06.00 WIT menuju lokasi untuk mengevakuasi jenazah,” terangnya.
Direncanakan, 12 jenazah yang terdiri atas 7 anggota satgas dan 5 kru helikopter MI-17 tersebut langsung dibawa ke Oksibil. Ada lima helikopter yang disiapkan. Dari Oksibil, baru diterbangkan ke Jayapura. ’’Namun, semua itu bergantung cuaca. Semoga saja cuaca selalu mendukung dalam proses evakuasi nanti,” katanya.
Di lokasi kecelakaan, suhu berkisar antara 0–5 derajat Celsius. Karena itu, kata Binsar, sejumlah jenazah masih utuh.
’’Jenazah akan diidentifikasi di Rumah Sakit Marthen Indey (Jayapura). Ada kemungkinan kami juga akan bekerja sama dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkara,” ucap Binsar.
Yang diutamakan dalam evakuasi kali ini adalah jenazah, kemudian flight data recorder agar bisa mengungkap penyebab jatuhnya helikopter tersebut delapan bulan silam.