Jawa Pos

Siswa Diimbau Tidak Terburu-buru Mendaftar

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pendaftara­n seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dibuka kemarin (14/2). Sekolah pun mulai memberikan pengarahan kepada siswa kelas XII yang eligible dalam memilih program studi (prodi) di kampus negeri.

Misalnya, siswa di SMAN 2 (Smada) Surabaya. Sekolah tersebut mengumpulk­an siswa eligible atau yang masuk kuota 40 persen terbaik untuk mendaftar SNMPTN di aula SMAN 2 kemarin (14/2). Mereka mendapatka­n pengarahan mengenai pemilihan prodi dan kampus.

Pengarahan tersebut disampaika­n langsung oleh guru BK dan Wakil Kepala SMAN 2 Bidang Kurikulum Sundawan. Total, ada 139 siswa dengan perincian 114 siswa IPA dan 25 siswa IPS. ”Penting untuk memberikan arahan kepada siswa bahwa hasil SNMPTN itu nanti bukan hanya untuk kepentinga­n mereka secara personal, tetapi juga menyangkut kepentinga­n sekolah,” kata Sundawan

Dia menjelaska­n, kepentinga­n tersebut berkaitan dengan kuantitas siswa yang berhasil diterima PTN. Tahun lalu, total ada 55 siswa yang diterima jalur SNMPTN. ”Harapannya, tahun ini bisa naik,” ujarnya.

Dari jumlah tersebut, mayoritas siswa diterima di kampus negeri bergengsi. Misalnya, Universita­s Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universita­s Gadjah Mada (UGM).

Tantangan yang dihadapi tahun ini hampir sama dengan tahun lalu. Yakni, memberikan pengarahan siswa agar mau berpencar dalam memilih prodi dan kampus. ”Agar peluang dan kuantitas siswa yang diterima SNMPTN tahun ini bisa meningkat,” ungkap Sundawan.

Saatini,siswayangm­emilihmasu­k FakultasKe­dokteranUn­airsajaada 17 siswa. Padahal, peluang yang diterimabe­rdasarpeng­alamantahu­n laluhanya4–5orang.”Lha,12orang lainnyaitu­kaneman-eman.Sebab, bisa jadi mereka diterima di FK kampuslain,”ujaralumnu­sPendidika­n Matematika Unesa itu.

Menurut dia, kecenderun­gan siswa memilih prodi kedokteran umum di Unair dipicu berbagai faktor. Salah satunya, latar belakang keluarga yang kebanyakan lulusan Kedokteran Unair. Selain itu, mereka melihat banyak lulusan Smada yang alumni FK Unair.

”Kalau tetap bersikukuh, mereka justru bisa saling bunuh dengan teman sendiri. Namun, anak-anak mengatakan siap

UTBK (ujian tulis berbasis komputer) kalau enggak diterima SNMPTN,” imbuhnya.

Selain FK Unair, banyak siswa yang memilih prodi yang sama di ITS. Dari total 35 prodi di ITS, hanya 12 jurusan yang menjadi pilihan siswa. Meski begitu, pihaknya terus memberikan pengarahan agar mereka mau berpencar.

Hasilnya, ada beberapa siswa yang akhirnya tertarik untuk mendaftar di Universita­s Negeri Jember (UNEJ), Universita­s Hasanudin (Unhas), dan Universita­s Brawijaya (UB).

Peminatan prodi di ITS juga bertambah dari 12 menjadi 17 prodi. Bahkan, siswa jurusan IPS mulai melirik Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) untuk melanjutka­n studi. ”Pengarahan ini bukan bermaksud mematikan hasrat siswa. Tapi, jusru memberikan mereka pandangan yang lebih luas,” katanya.

Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 16 Surabaya Abdul Razzaq Thahir mengatakan, saat ini sekolah masih membuka ruang konsultasi untuk siswa kelas XII yang eligible. Khususnya dalam pemilihan prodi dan kampus negeri serta proses pendaftara­n SNMPTN. ”Pendaftara­n SNMPTN dilakukan siswa sendiri-sendiri. Bisa di sekolah, bisa di rumah,” ujarnya.

Meski begitu, pada hari pertama pendaftara­n SNMPTN dibuka, belum banyak siswa yang mendaftar. Sekolah pun memang mengimbau agar siswa tidak terlalu terburu-buru dalam mendaftar SNMPTN. ”Siswa harus benarbenar matang dulu dengan pilihannya. Sebab, kalau sudah mendaftar, pilihan prodi tidak bisa diubah lagi,” katanya.

Operator SMAN 16 Surabaya Maulidani menambahka­n, biasanya hari pertama banyak orang yang mencoba masuk di laman pendaftara­n SNMPTN. Namun, cukup banyak siswa yang aktif menanyakan cara login SNMPTN. ”Login-nya dengan menggunaka­n registrasi akun LTMPT,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Universita­s Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih mengatakan, berdasar evaluasi tahun lalu, ada beberapa siswa yang mundur setelah diterima SNMPTN. Namun, jumlahnya tidak begitu banyak. Alasannya pun beragam. Salah satunya, siswa lebih minat masuk ke kedinasan. ”Ada juga yang beralasan prodi yang dipilih tidak sesuai dengan yang diinginkan. Bisa jadi pengaruh dari orang tua,” katanya.

Meski begitu, Unair tidak memberlaku­kan blacklist terhadap sekolah asal siswa tersebut. Hanya, hal itu akan menjadi pertimbang­an pada pelaksanaa­n SNMPTN tahun berikutnya. ”Yang menjadi pertimbang­an kami, seharusnya kuota yang disiasiaka­n tersebut bisa dialokasik­an ke orang lain,” ujarnya.

Nasih menuturkan, ketika seseorang memilih prodi dan PTN, kemudian diterima dan tidak serius, mereka menghilang­kan kesempatan orang lain. Imbasnya, pada sekolah dan adik tingkatnya. ”Memilih prodi bukan asal-asalan. Kalau diterima, ada konsekuens­inya,” terangnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia