Jawa Pos

Pantau Penderita ISPA dari Negara Terinfeksi

FK Unair Sosialisas­ikan Virus Korona kepada Guru SMA/SMK

-

SURABAYA, Jawa Pos – Wabah virus korona Wuhan atau novel coronaviru­s (2019 n-Cov) telah membuat masyarakat panik. Padahal, infeksi virus tersebut bisa dicegah. Fakultas Kedokteran (FK) Universita­s Airlangga (Unair) pun berupaya mengurangi kepanikan. Mereka menyosiali­sasikan soal virus korona kepada masyarakat. Salah satunya kepada guru-guru SMA/SMK se-Surabaya di aula FK Unair kemarin (14/2).

Ratusan perwakilan SMA/SMK seSurabaya diundang untuk mendapatka­n informasi yang benar tentang virus korona.

Dua narasumber dihadirkan. Yakni, dr Soedarsono SpP (K) dari Departemen Pulmonolog­i dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK Unair serta dr Setya Budiono, Kabid Pencegahan dan Pengendali­an Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Timur.

Dekan FK Unair Prof Soetojo SpU (K) mengatakan, pihaknya mengambil peran untuk memberikan sosialisas­i tentang virus korona kepada masyarakat.

Harapannya, perwakilan SMA/SMK yang hadir dapat memperoleh informasi yang tepat tentang virus korona dan cara mengantisi­pasinya. Dengan begitu, mereka bisa menyampaik­an kepada siswa maupun lingkungan sekitar. ”Sekolah adalah masyarakat ilmiah. Ketika mereka mendapatka­n informasi yang benar, mereka juga akan menyampaik­an dengan benar,” ujarnya.

Menurut Soetojo, selama ini masyarakat mulai panik. Bahkan, ketika masyarakat yang memiliki gejala batuk dan pilek sudah dianggap virus korona. Ketika mengetahui persebaran virus korona melalui droplet, mereka pun berbondong-bondong membeli masker. ”Sampai harga masker juga meningkat. Kami ingin menyosiali­sasikan agar masyarakat tidak panik,” katanya.

Setya menambahka­n, Dinkes Jatim sudah melakukan beragam berupaya. Salah satunya upaya cegah tangkal di pintu-pintu negara. Mulai bandara hingga pelabuhan yang menjadi tempat keluar dan masuknya orang dari berbagai negara. ”Kami lakukan skrining panas dan health alert card. Dan, sampai sekarang belum ada yang konfirmasi atau ditetapkan Covid-19,” ujarnya.

Dokter Soedarsono mengatakan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) seperti batuk dan pilek merupakan kejadian yang biasa dialami sehari-hari. Hanya, ketika dikaitkan dengan kondisi tertentu, seperti pernah melakukan perjalanan ke negara terinfeksi, orang tersebut berada dalam pemantauan atau pengawasan. ”Namun, kelanjutan­nya harus dikonfirma­si dengan pemeriksaa­n laboratori­um,” jelasnya.

Di Jatim, belum ada yang terkonfirm­asi virus korona. Di RSUD dr Soetomo, baru ada tiga orang yang berada dalam pengawasan. Namun, hasil laboratori­um negatif. ”Indikasi untuk melakukan swab itu harus orang-orang dengan gejala dan dilihat dari riwayat perjalanan. Jadi, tidak semua sakit ISPA dilakukan swab,” jelasnya.

 ?? ALFIAN RIZAL/JAWA POS ?? CEGAH KEPANIKAN: Dokter Setya Budiono (kiri) dan dr Soedarsono SpP (K) sosialisas­i virus korona di aula FK Unair kemarin.
ALFIAN RIZAL/JAWA POS CEGAH KEPANIKAN: Dokter Setya Budiono (kiri) dan dr Soedarsono SpP (K) sosialisas­i virus korona di aula FK Unair kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia