Jawa Pos

Banjir Tanggulang­in Naik Lagi

Amien Widodo: Ada Penurunan Permukaan Tanah

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Pemkab Sidoarjo telah menempuh berbagai cara demi mengatasi banjir di Desa Kedungbant­eng dan Banjarasri, Tanggulang­in. Namun, hasilnya belum juga terlihat. Kemarin (14/2) tinggi genangan malah meningkat lagi.

Sudah sekitar sebulan genangan merendam dua desa tersebut. Ada tiga upaya yang dilakukan pemkab. Pertama, normalisas­i saluran pembuang Gedangrowo bawah. Saluran air dikeruk. Sedimentas­i dan sampah diangkat. Ternyata cara itu belum optimal. Genangan air tak juga berkurang.

Kedua, mengerahka­n pompa penyedot. Dua unit pompa air dipasang. Setali tiga uang, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Ketiga, mengerahka­n empat mobil pemadam kebakaran (damkar). Kendaraan itu disiagakan di SMPN 2 Tanggulang­in. Dua hari damkar menyedot air. Sayang, air tak kunjung surut.

Guru SMPN 2 Tanggulang­in Samsul Anam mengatakan, penyedotan air dengan mobil damkar semula berjalan optimal. Air cepat surut. ”Dua hari banjir surut 10 cm,” ucapnya. Seluruh ruangan mulai terbebas dari rendaman air. Genangan hanya tersisa di lapangan dan halaman depan. ”Ruang kelas sudah siap digunakan. Tinggal dibersihka­n,” ucap Samsul.

Namun, harapan Samsul agar siswa bisa belajar di kelas harus tertunda. Kamis sore (13/2) hujan lebat kembali mengguyur kawasan Kedungbant­eng dan Banjarasri. ”Air masuk lagi ke kelas,” terangnya.

Kabid Irigasi dan Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Shanty Wahyu Anggraini mengatakan, ketinggian air memang kembali meningkat. Hal itu disebabkan tingginya curah hujan. Dinas PU terus berupaya mengurangi genangan. Caranya, mempercepa­t normalisas­i. ”Pengerukan dilakukan di Kedungpelu­k,” paparnya.

Banjir yang tak kunjung surut di Tanggulang­in mendapatka­n perhatian akademikus dari ITS. Menurut pakar geologi ITS Prof. Amien Widodo, kondisi itu bisa juga disebabkan penurunan permukaan tanah. Penurunan tersebut disebabkan semburan lumpur. ”Selama semburan masih aktif, dinamika geologi di sekitar tanggul juga aktif. Salah satunya penurunan tanah,” paparnya.

Bukti akademis juga dipaparkan Amien. Pada 2010 tim ITS mengkaji kelayakan permukiman di sekitar tanggul lumpur. Hasilnya, kawasan tanggul sebelah barat laut dan utara mengalami penurunan tanah. ”Antara 2–8 cm per tahun,” jelasnya.

Pada 2016 tim ITS ditugasi lagi oleh gubernur Jatim. Hasilnya, penurunan tanah terus terjadi. Radiusnya 6 km dari pusat semburan. ”Dari 2010 sampai 2016 tanah terus turun. Bahkan, ada yang turun 50 cm,” ucapnya. Apa saran Amien? Dia meminta Pemkab Sidoarjo kembali melakukan pengukuran di kawasan Tanggulang­in. Tujuannya, melihat seberapa besar penurunan tanah.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? TAHAN SATU BULAN: Air hujan masih merendam SMP Negeri 2 Tanggulang­in hingga kemarin. Berbagai upaya dilakukan, tapi air belum surut juga.
BOY SLAMET/JAWA POS TAHAN SATU BULAN: Air hujan masih merendam SMP Negeri 2 Tanggulang­in hingga kemarin. Berbagai upaya dilakukan, tapi air belum surut juga.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia