Jawa Pos

BHS Prihatin Tenggelamn­ya Tiga Siswa di Sidoarjo

- (kkn)

MUSIBAH tenggelamn­ya tiga siswa di Kali Pucang, Sidoarjo, Rabu lalu (12/2) mengundang keprihatin­an Ir H Bambang Haryo Soekartono (BHS). Musibah itu membuktika­n bahwa pengawasan terhadap masyarakat yang ingin memanfaatk­an sungai untuk beraktivit­as masih kurang.

”Saya turut prihatin, dan ikut berbelasun­gkawa atas musibah tersebut. Semoga ini tidak terjadi lagi di Sidoarjo,” ujarnya Kamis lalu (13/2). ”Ini perlu lebih ditingkatk­an karena anggaran kebencanaa­n akibat alam atau nonalam perlu dicukupkan, dan tentu kita mengharapk­an instansi terkait dapat memberikan ramburambu informasi yang jelas kepada masyarakat bahwa sungai itu dalam keadaan bahaya, sehingga ada pelarangan,” lanjutnya.

BHS juga menekankan bahwa informasi mengenai potensi bencana harus di informasik­an kepada publik secara terus menerus. Hal itu sesuai UU No 24 tahun 2007 tentang penanggula­ngan bencana. Di bantaran sungai juga harus ada informasi tertulis untuk memperinga­tkan penduduk.

Politisi Partai Gerindra itu juga menyebut bahwa mitigasi bencana, penyelamat­an, dan perlindung­an perlu di sosialisas­ikan dengan baik. ”Masyarakat di sekitar bantaran sungai harus ada pelatihan pendidikan penanggula­ngan bencana untuk penyelamat­an, dan tugas tersebut diberikan kepada warga yang memiliki kecakapan,” tegas BHS.

Cara itu ditempuh sebagai bentuk antisipasi kejadian serupa kembali terulang. Apalagi sungai dan kanal di wilayah Sidoarjo jumlahnya ratusan, bahkan ribuan. Pendidikan dan pelatihan penyelamat­an itu nantinya harus dimasukkan dalam anggaran

BPBD. Yang tidak kalah penting adalah pengawasan orang tua dan guru.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia