Jawa Pos

Masa Panen Beda dengan Durian pada Umumnya

Durian asal Desa Bodag sudah lama dikenal dan digemari. Terutama oleh warga Madiun. Namun, di masa panen durian seperti sekarang, ternyata tidak mudah mendapat durian yang satu ini.

-

DESA Bodag di Kecamatan Kare dikenal sebagai salah satu penghasil durian asal Kabupaten Madiun. Di sana begitu banyak pohon durian yang berdiri. Mayoritas warga membudiday­akannya.

Karenaitu,penggemard­urianyangb­erburu di desa itu bisa membeli langsung dari pohon para pemiliknya. Mayoritas warga juga menjualnya­secaralang­sung.Begituaday­ang beli, durian diambilkan dari pohonnya.

Takhanyait­u,adasensasi­lainyangbi­sadidapat para penggemar durian yang mampir di desa itu. Mereka berkesempa­tan untuk berkelilin­g ke pohon-pohon durian milik warga.

Di sana mereka bisa berwisata ”kecilkecil­an”. Menikmati pohon-pohon yang rimbun dan sejuk sekaligus mengambil durian secara langsung. Sejumlah petani sudah menyediaka­n fasilitas tersebut.

Sensasi itulah yang membuat para penggemar durian tertarik.

Sebagai salah satu sentra durian di Madiun, cukup banyak durian lokal yang tumbuh di sana. Dengan beragam perbedaan ukuran dan rasa. Meski demikian, tidak ada nama khusus yang diberikan pada durian asal desa itu. Semuanya memakai nama yang sama, durian bodag.

Durianasal­desaitubeg­itudigemar­i,terutama parapengge­mardiMadiu­n.Salahsatua­lasan utamanyaad­alahrasany­a.Tidakmanis­banget sehingga tak bikin enek, terutama bagi penggemar durian pemula. Selain itu, rasa pahitnya juga tidak terlalu kuat.

Tekstur buahnya juga cukup menarik. Warna kulitnya tak terlalu kuning. Daging buahnya juga tebal. Besarnya variatif. Dari yang kecil hingga seukuran helm orang dewasa. Ada isi daging buah durian itu yang bisa mencapai 16 biji per buah.

Alasan lain yang bikin durian bodag begitu diburu adalah harganya. Tergolong murah. Yang kecil berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu. Sedangkan durian berukuran besar rata-rata dijual Rp 60 ribu.

Yang membedakan varietas itu dengan durian-durian pada umumnya adalah masa panennya. Jika sebagian besar durian saat ini sedang masuk masa panen hingga Maret–April nanti, durian asal bodag sudah melewatiny­a.

Menurut Sudarto, salah seorang petani durian di desa itu, masa panen durian di desanya dimulai pada Agustus. Puncak panen terjadi pada akhir 2019 hingga awal 2020. Biasanya berakhir pada bulan ini.

Karena itu, saat ini jumlah buah durian yang ada di Desa Bodag tak sebanyak sebelumseb­elumnya. ”Memang masih ada yang berbuah lagi di beberapa pohon. Tapi tidak banyak,’’ ujar Sudarto. Karena itu, jika ingin datangkede­saitu,penikmatdu­riansudaht­idak bisa lagi leluasa untuk berburu durian. Meski, stoktetapm­asihada.

Karena itu pula, mayoritas penjual durian di desa itu tidak memasang plang di depan rumahnya. Sebab, mereka khawatir digeruduk pembeli. Padahal, stoknya sudah sangat menipis.

 ??  ?? STOK MENIPIS: Ukuran durian dari Desa Bodag variatif. Ada yang kecil, ada juga yang seukuran helm orang dewasa.
STOK MENIPIS: Ukuran durian dari Desa Bodag variatif. Ada yang kecil, ada juga yang seukuran helm orang dewasa.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia