Sosok Pejuang Wanita yang Andal di Segala Bidang
Kota Kediri berduka. Salah seorang tokoh terbaiknya, Lilik Muhibbah, berpulang. Wakil wali kota itu mengembuskan napas terakhirnya pada usia 58 tahun di RSUD dr Soetomo Surabaya pukul 16.03 WIB kemarin.
JENAZAH perempuan yang akrab dipanggil Ning Lik itu langsung dibawa ke rumahnya di Jalan Hasyim Ashari, Bandarkidul, Mojoroto. Jenazahnya ditutupi dengan kain ungu muda. ’’Dimakamkan besok (hari ini, Red) pukul 09.00,’’ ujar Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar setelah menyalati jenazah.
Banyak yang tak menyangka Ning Lik meninggal begitu cepat. Sabtu dini hari (15/2), pihak keluarga sempat membawanya ke RSUD Gambiran 2 untuk diperiksa.
Kondisi tokoh perempuan itu sempat membaik. Namun, tibatiba kondisinya menurun. Dia pun dirujuk ke RS dr Soetomo Surabaya. Ning Lik dibawa sekitar pukul 10.00 WIB dari Kota Kediri.
Hingga pukul 15.00 WIB, kondisi Ning Lik terus menurun. Sampai akhirnya, pejuang asli Kediri itu mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 16.03 WIB. ’’Tim dokter menunjukkan adanya serangan stroke,’’ imbuhnya.
Bagi Abu dan masyarakat Kota Kediri, sosok Ning Lik begitu dikenang. Mendiang dikenal sebagai perempuan yang hebat.
Pejuang yang tangguh di segala bidang. Khususnya di pergerakan wanita, PMI, dan lingkungan pemerintah daerah di Kota Kediri. ’’Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,’’ ucapnya.
Abu menuturkan, selama ini dirinya tidak punya masalah ketika bekerja bersama Ning Lik di Pemkot Kediri. Apa saja yang direncanakan dikerjakan bersama. ’’Tidak pernah susah dalam berkomunikasi. Selalu all-out,’’ katanya.
Duka mendalam juga dirasakan keluarga besar Lilik. Kerabatnya, Agus Rofik, mengenang Ning Lik sebagai sosok yang sangat peduli terhadap sekitar. Tak hanya di lingkungan keluarga atau pondok, tapi juga lingkungan kerja. Yang paling diingat adalah kegemarannya mengajar. ’’Belajar dan mengajar, baik di internal maupun eksternal pondok dan keluarga,’’ jelasnya kepada wartawan koran ini.
Tenaga, waktu, dan pikiran Ning Lik juga dicurahkan sepenuhnya untuk kemaslahatan umat. ’’Mbak Lilik memang selalu memberikan semuanya demi agama dan masyarakat,’’ tambahnya.
Di lingkungan keluarga dan pondok, Ning Lik membantu mengajar pendidikan. Di luar pondok, perempuan yang lahir pada April 1962 itu juga melayani rakyat sebagai wakil wali kota.
Kemarin ribuan pelayat datang ke rumah mendiang di lingkungan Pondok Pesantren Al Ishlah. Mereka ingin memberikan penghormatan terakhir kepada Lilik Muhibbah. Bahkan, hingga sekitar pukul 21.30, rumah tersebut masih ramai oleh pelayat. Lantunan doa terus bergaung dari speaker masjid.
Sementara itu, ketika dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Fauzan Adima membenarkan bahwa Ning Lik dibawa ke RSUD Gambiran Sabtu dini hari. ’’Hanya sebentar, tidak ada setengah hari, lalu dirujuk ke RS dr Soetomo,’’ paparnya.