Demi Musim Emas Serie A
ROMA, Jawa Pos – Musim ini adalah musim terbaik Serie A. Juventus, Inter Milan, dan Lazio adalah ketiga klub pelakunya. Hal itu dituliskan Daily Telegraph kemarin WIB (15/2). ’’Persepakbolaan Italia menciptakan kembali masa keemasannya pada persaingan gelar,’’ tulis surat kabar berbasis di London tersebut. Asal, Inter atau Lazio tak sampai kehilangan langkah dari Juventus berebut capolista dalam 15 giornata terakhir Serie A. Kali terakhir persaingan papan atas serupa terjadi saat giornata ke-24 musim 2011–2012 silam. Komposisinya pun mirip. Satu klub dari Turin, Milan, dan Roma. Ketika itu, Juve bersaing ketat dengan AC Milan yang sama-sama mengemas 50 poin di puncak. Biancocelesti –julukan Lazio– satu setrip di bawah dua klub tersebut.
Dini hari nanti WIB bisa jadi penentu saat Lazio harus menjamu Inter di Olimpico, Roma (siaran langsung RCTI pukul 02.45 WIB). Satu dari dua klub tersebut harus tumbang jika tak mau Juve melenggang menjauh. La Vecchia Signora –julukan Juve– menjamu Brescia di Allianz Stadium, Turin, beberapa jam sebelum kickoff grande partita di Olimpico itu.
’’Ini momen terbaik bagi Lazio, Juve, dan Inter. Jika kami meneruskan tren kemenangan, persaingan berebut gelar makin menarik,’’ ucap bek Inter Stefan de Vrij saat diwawancarai kanal Youtube Lega Serie A. ’’Tetapi, dengan apa yang sudah kami bangun musim ini, kami yang lebih layak di puncak,’’ timpal rekan setim De Vrij, Antonio Candreva. Dua pemain tersebut sama-sama
pernah membela
Biancocelesti.
Apabila
Inter meneruskan trennya yang selalu menang di Serie
A dalam tiga musim di
Olimpico,
Juve tak akan bisa tidur nyenyak.
Tapi, mudahkah itu? Modal unbeaten dalam laga tandang Serie A tidak cukup. ’’Apalagi, kami tahu Lazio bisa menunjukkan betapa tajamnya mereka beberapa bulan terakhir ini. Tapi, kami tak mau seperti Juve (keok di Olimpico),’’ lanjut Candreva kepada Sky Sport Italia.
Bayang-bayang kekalahan telak dua tahun lalu menghampiri pemain Lazio. Seperti yang sudah ada di benak gelandang Sergej Milinkovic-Savic. Ketika itu, Lazio dihabisi tiga gol tanpa balas di Olimpico. ’’Mereka (Inter) sedang kuat-kuatnya. Dengan pemain hebatnya, mereka baru saja memenangi derbi. Di sini, sejak menit pertama ,kami bisa terancam,’’ tutur SMS, singkatan nama Sergej Milinkovic-Savic, kepada RAI Sport.