Jawa Pos

Tujuan Utama Minimalkan Dampak Sampah Plastik

Gara-gara melihat seekor ikan yang terjebak di dalam botol plastik di sungai kecil depan rumahnya, Khoirul Huda, warga Dukuh Mulyo Mukti, lantas mengumpulk­an botol plastik bekas di sekitar kampungnya. Botol-botol itu diolah menjadi meja dan kursi seharga

- HISYAM, Jawa Pos

KHOIRUL Huda tampak sibuk menata botol plastik berukuran 1,5 liter di ruang depan rumahnya di Dukuh Mulyo Mukti, Babat Jerawat, Kecamatan Pakal. Ruangan itu penuh dengan botol-botol plastik. Ada yang masih di dalam karung besar. Ada pula yang sudah dipilah dan dilakban rapi. Sebagian lagi sudah dipasang tripleks.

Pemandanga­n serupa terlihat di ruang keluarga. Banyak material tripleks, kertas, serta potongan spons tipis. Di ruangan itulah Khoirul menghabisk­an waktunya sehari-hari. Merangkai botol plastik hingga menjadi meja dan kursi yang elegan serta nyaman diduduki.

Meski bagian dalamnya dari botol plastik bekas, tampilan hasil jadinya berkesan modern. ’’Untuk desain memang masih satu jenis. Tapi, warna bisa dipilih sesuai selera pemesan,’’ ujarnya. Menurut Khoirul, sofa buatannya juga banyak dipakai di kafe-kafe.

Pria 46 tahun itu menjelaska­n cara pembuatann­ya. Modal utamanya adalah botolbotol plastik bekas air mineral berukuran 1,5 liter yang tidak berlubang dan harus ditutup rapat. ’’Untuk satu kursi, perlu 19 botol. Kalau meja, butuh 37 botol,’’ paparnya.

Botol ditata melingkar dalam posisi berdiri. Setelah itu, botol-botol tersebut dilakban agar saling mengikat dan tidak bergerak. Setelah benar-benar kukuh dan rapi, barulah dilapisi spons tipis untuk menyamarka­n bentuk botol plastik tersebut. Setelah itu, bagian atas dan bawah botol dipasang tripleks bundar. Lalu, dilapisi spons agar empuk saat diduduki. Nah, setelah itu baru dilapisi kain sofa warna-warni.

Belum sampai dua bulan, dia sudah memproduks­i sekitar 30 set meja-kursi. Dari jumlah itu, sekitar 20 set dipesan orang-orang luar daerah. Ada yang dari Kalimantan, Sulawesi, Jambi, Belitung, Jakarta, sampai Papua. ’’Mereka tahu dari media sosial, lewat WhatsApp, Facebook, dan Instagram,’’ katanya.

Awalnya, karyanya sempat diragukan. Sebab, warga menilai produknya kurang kukuh. ’’Masak bisa kuat wong iku hanya botol tok isine,’’ ucap Khoirul menirukan keraguan orang. Dia membantahn­ya dengan pembuktian. Empat orang dengan berat rata-rata 50–60 kilogram naik di atas kursi bersamaan. Hasilnya, kursi mampu menahan beban empat orang itu.

Setiap hari pria yang merupakan kader lingkungan Kelurahan Babat Jerawat itu bisa menghasilk­an satu set kursi dan meja. Satu set sehari dikerjakan setelah pesanan mulai berdatanga­n ke rumahnya. Bahkan, sampai kemarin (15/2) dia masih mengerjaka­n sekitar tujuh set pesanan dengan dibantu dua adik iparnya.

Berawal dari kegelisaha­n melihat sampah plastik, Khoirul menghasilk­an karya seharga jutaan rupiah. Namun, dia mengatakan bahwa tujuannya bukan sekadar keuntungan, melainkan sebagai upaya penyelamat­an lingkungan. Sebelumnya, dia menjadi salah satu pelopor pembuatan briket arang berbahan sampah organik di Babat Jerawat.

 ?? HISYAM/JAWA POS ?? BUAH KETELATENA­N: Khoirul Huda dan adik iparnya, Dedi Firmansyah, menunjukka­n rangkaian botol plastik bekas serta sofa yang sudah jadi.
HISYAM/JAWA POS BUAH KETELATENA­N: Khoirul Huda dan adik iparnya, Dedi Firmansyah, menunjukka­n rangkaian botol plastik bekas serta sofa yang sudah jadi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia