Jawa Pos

Tambang Boyo Sisi Barat Mangkrak Setahun Lebih

Warga: Bisa Kembali Kumuh jika Terus Dibiarkan

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pembanguna­n jalan anyar di Jalan Tambang Boyo, Tambaksari, sisi barat belum dilanjutka­n hingga kini. Terhitung sudah setahun lebih proyek itu mangkrak. Pada akhir 2018, pemkot telah menggusur bangunan liar (bangli) di area bantaran saluran. Kini pembanguna­n tersebut tinggal menunggu relokasi Pasar Pacar Keling.

Berdasar pengamatan di lapangan kemarin (15/2), kondisi jalan itu sudah ditumbuhi rumput liar. Banyak pedagang yang menjajakan jualan. Di sisi lain, puluhan angkot terlihat memarkirka­n kendaraan tidak jauh dari saluran.

Endang, warga sekitar, menjelaska­n bahwa terakhir kali aktivitas berlangsun­g setahun lalu. Yakni, tim gabungan satpol PP, BPB linmas, dan kecamatan menertibka­n bangli dan membersihk­an kawasan. ”Daerah ini dulu kumuh. Banyak sampah yang berserakan. Selain itu, menimbulka­n bau amis,” kata perempuan 56 tahun itu.

Endang menyaranka­n pemkot untuk segera melanjutka­n pengerjaan. Sebab, jika dibiarkan mangkrak begitu saja, potensi berdirinya bangli bisa saja kembali terjadi. Jumlahnya bisa berlipat ganda. Lagi pula, akses tersebut diperlukan mengingat jalan di sisi timur sempit. Lebarnya hanya 2 meter. ”Kemacetan sering terjadi di sini,” ucapnya.

Terutama saat pagi dan akhir pekan. Sebab, di daerah itu juga ada sekolah dasar. Yakni, SDN

Pacar Keling I. ”Ketika pulang sekolah, kemacetan bisa mengular hingga ke sisi utara,” tambahnya. Suara klakson pun tak bisa dihindarka­n ketika terjebak di jalan itu. ”Nah, harapan saya, pengerjaan itu selesai, kan bisa mengurai kemacetan,” tambahnya.

Selain mengurai kemacetan di Jalan Tambang Boyo, akses di sisi barat tersebut bisa membantu pengendara dari Jalan

Jolotundo untuk bisa langsung belok kanan menuju sisi selatan. ”Dari Tambang Boyo, bisa ditembuska­n sampai ke Jalan Petojo hingga ke Jalan Dharmawang­sa,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Tambaksari Ridwan Mubarun menerangka­n, persoalan jalur anyar itu menunggu arahan pemkot lebih lanjut. ”Masih mengalami kendala untuk relokasi Pasar Pacar Keling. Ada 150 pedagang di daerah itu. Sedangkan tempatnya sendiri belum ditentukan,” tuturnya.

”Informasi yang saya dapat, DPRD meminta pemkot untuk mencari tempat terlebih dahulu,” tambahnya. Lahan pasar juga merupakan milik PT KAI. Koordinasi pun harus dilakukan jika pedagang di Pasar Pacar Keling jadi dipindahka­n. ”Pasar berada di pinggir saluran. Jadi, memang sebaiknya dibongkar,” ujarnya.

Ridwan menambahka­n, kehadiran jalan itu memang penting. Sebab, jalan tersebut bisa menghubung­kan banyak jalur. Di antaranya, Jalan Jolotundo dari sisi barat. Serta, Jalan Petojo dari sisi utara. ”Tempat itu memang dulu sangat kumuh. Kami perlahan-lahan sterilkan. Bangunan liar ditertibka­n,” ujarnya.

Terkait kapan pengerjaan dilakukan, Ridwan akan menanyakan kepada pihak terkait. ”Saya di sini hanya fasilitato­r. Untuk itu ada di dinas,” tambahnya.

 ?? ROBERTUS RISKY/JAWA POS ?? AK S E S TEMBUS SURAMADU: Kon d i s i Tambang Boyo ss i i b a r at kumuh lagi setelah setahun lebih dilakukan p e n er ti b an bangli olehpemkot.
ROBERTUS RISKY/JAWA POS AK S E S TEMBUS SURAMADU: Kon d i s i Tambang Boyo ss i i b a r at kumuh lagi setelah setahun lebih dilakukan p e n er ti b an bangli olehpemkot.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia