Sekolah Gunakan Soal US Buatan Dispendik
SURABAYA, Jawa Pos – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghapus ujian sekolah berstandar nasional (USBN) pada jenjang SD tahun ini. Kini seluruh penilaian kelulusan pelajar diserahkan kepada sekolah. Berbagai persiapan pun telah dilakukan lembaga pendidikan.
Kepala SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya Muhammad Syaikhul Islam menyatakan, tahun ini memang tidak ada lagi USBN. Namun, sekolah tetap akan menyelenggarakan ujian sekolah (US). Bedanya, soal US dibuat dengan diserahkan kepada sekolah masing-masing. ’’Ujian dikembalikan ke setiap sekolah. Namun, faktanya masih banyak sekolah yang tidak mampu membuat soal sendiri,’’ katanya.
Dalam pembuatan soal US, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya juga telah memfasilitasi sekolah. Sekolah bisa menggunakan paket soal yang telah disediakan dispendik. Fasilitas soal dari dispendik tidak hanya diberikan ke Surabaya, tetapi juga ke kabupaten/ kota lain. ’’Di Mudipat, karena masih berada dalam satu naungan dispendik, kami juga memakai paket soal yang disediakan dispendik,’’ ujarnya.
Syaikhul menjelaskan, penilaian sebagai penentu kelulusan siswa tidak hanya dilihat dari hasil ujian tulis, tetapi juga penilaian tugas portofolio. Sekumpulan tugas yang dikerjakan pelajar bakal dinilai guru secara keseluruhan. ’’Mulai kelas IV, V, sampai VI,’’ ucapnya.
Selain itu, ada penugasan dalam beragam bentuk. Bisa prakarya maupun tugas lain. Lalu, penilaian ujian praktik juga dikembalikan ke sekolah. Setiap sekolah memiliki bentuk ujian praktik berbeda-beda. ’’Sekarang sekolah bebas membuat ujian praktik seperti apa,’’ jelasnya.
Saat ini Mudipat telah menyiapkan penilaian tersebut. Termasuk ujian praktik untuk mata pelajaran seni dan budaya, bahasa Inggris, olahraga, serta lainnya. Tugas membuat portofolio juga sudah diberikan setiap semester. ’’Sebenarnya hampir tidak ada bedanya,’’ ungkapnya.
Menurut Syaikhul, penghapusan USBN justru lebih memudahkan sekolah dan lebih humanis. Secara psikologis, beban siswa tidak seperti tahun sebelumnya yang dibayangi USBN. ’’Dulu USBN masih menjadi momok. Setidaknya, dengan penghapusan USBN, siswa lebih santai. Namun, dikhawatirkan jiwa kompetitif siswa menurun,’’ tandasnya.