Rumah-Fasum Lokasi Terjadinya Kekerasan
Data DP3AK Jatim
SURABAYA, Jawa Pos – Data yang dipaparkan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim tak berbeda jauh dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Jatim. Kasus kekerasan, terutama kekerasan seksual, mendominasi. ’’Korbannya justru banyak yang masih remaja,’’ kata Kasi Penguatan Kelembagaan Hak Anak DP3AK Jatim R. Hari Chandra Noviyanto kemarin (15/2).
Berdasar data instansi tersebut, mulai Januari 2019 hingga kemarin, ada 211 kasus kekerasan anak dan perempuan. Dari angka tersebut, 61 persen berupa kekerasan seksual. Baik pemerkosaan maupun pencabulan. ’’Secara global, kekerasan perempuan di Surabaya cenderung naik sedikit,’’ lanjutnya.
Chandra menuturkan, pelaku kekerasan tidak mengenal usia. Sebab, dari 211 kasus kekerasan, 145 korban masih berstatus anak-anak. Sisanya baru perempuan dewasa. Selain kekerasan seksual, penganiayaan fisik juga cukup banyak. Yakni, mencapai 56 kasus. ’’Usia yang paling rentan menjadi korban kekerasan antara 13 sampai 17
tahun,’’ paparnya. Setidaknya ada 93 kasus kekerasan yang menimpa remaja perempuan.
Nah, pelaku umumnya adalah orang dekat korban. ’’Jadi, antara korban dan tersangka ada hubungan kedekatan,’’ terangnya. Lokasi kejadian kekerasan paling sering di rumah. Termasuk urusan rumah tangga. ’’Jadi, jenis kekerasan yang dilakukan tak hanya satu. Bisa terkait penganiayaan ataupun pelecehan seksual. Bahkan, masalah yang terjadi di rumah tangga bisa soal penelantaran. Entah korban seorang anak atau istrinya,’’ lanjutnya.
Selain rumah, tempat yang kerap menjadi lokasi kekerasan adalah fasilitas umum (fasum). Termasuk jalan raya. Menurut Chandra, lokasi fasum sering berada di tempat publik. Misalnya, taman. ’’Di fasum lebih sering kekerasan seksual,’’ ungkapnya. ’’Salah satunya begal payudara,’’ imbuhnya.
Chandra menyatakan, tingginya kasus tak berarti negatif. Bisa jadi positif. Yakni, tingginya partisipasi warga untuk melaporkan kekerasan yang dialami. ’’Sudah tahu haknya. Bila mengalami kekerasan, langsung lapor,’’ ucapnya. Chandra menambahkan, dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan, antisipasi atau sadar diri harus ditingkatkan. Baik di dalam rumah maupun jalanan. Terlebih ketika sendirian.