TERENDUS DUA TAHUN LALU
SEPERTI apa kronologi jatuhnya sanksi larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua tahun untuk Manchester City? (dra/c19/dns)
5 November 2018
Majalah Jerman Der Spiegel menurunkan laporan bahwa Manchester City melakukan manipulasi sponsor. Dalam dokumen internal City yang didapat Der Spiegel, pada 2013, City berusaha memusnahkan dokumen soal defisit keuangan klub GBP 9,9 juta (Rp 176,66 miliar). Pemilik City Sheikh Mansour segera menyuntikkan dana segar untuk menutup defisit dengan produk sponsor yang seolah-olah tidak berkaitan dengannya.
8 Maret 2019
UEFA memulai investigasi atas potensi penyimpangan regulasi FFP (financial fair play) oleh City. UEFA menyatakan bahwa investigasi akan berfokus pada beberapa dugaan pelanggaran FFP yang baru saja dipublikasikan media-media.
13 Mei 2019
Koran ternama AS The New York Times melaporkan bahwa salah satu lembaga yang berkonsentrasi masalah finansial klub-klub yang juga dekat dengan UEFA, Club Financial Control Body (CFCB), menuntut klub-klub pelanggar FFP disanksi absen dari Liga Champions setidaknya satu musim.
16 Mei 2019
Dalam pernyataan resmi, City menyatakan kecewa namun tak kaget jika dirujuk CFCB sebagai salah satu klub yang melanggar FFP.
7 Juni 2019
City mengajukan perlawanan atas tuduhan UEFA dengan mengirim bukti-bukti ke Badan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS). Mereka menantang UEFA dan CFCB membuktikan tuduhan atas pelanggaran FFP.
16 November 2019
CAS menolak banding City untuk penghentian investigasi FFP oleh UEFA dan CFCB. Penyelidikan pun terus berjalan.
12 Februari 2020
CAS memublikasikan dokumen yang menunjukkan bahwa City ingin menuntut ganti rugi pada UEFA karena membuka informasi penyelidikan kepada media soal kemungkinan pelanggaran FFP.
14 Februari 2010
UEFA menghukum City absen di kompetisi Eropa (Liga Champions maupun Liga Europa) selama dua musim (2020–2021 dan 2021–2022) karena terbukti melakukan pelanggaran serius mengakali regulasi FFP. City menyatakan akan mengajukan banding dan melawan keputusan UEFA ini kepada CAS.