Jembatan Joyoboyo Ditargetkan Rampung Oktober
Jadi Ikon Baru Metropolis
SURABAYA, Jawa Pos – Wali Kota Tri Rismaharini meresmikan dimulainya groundbreaking pembangunan jembatan Joyoboyo kemarin (5/3). Selain untuk aksesibilitas, jembatan sepanjang 150 meter itu didesain agar menjadi ikon kota metropolis.
Bunyi sirene menandai pemasangan tiang pancang di sisi utara jembatan
Perlahan, dengan menggunakan metode inject, tiang pancang setinggi sekitar 13 meter dimasukkan ke tanah. Pembangunan jembatan yang menelan anggaran Rp 40,8 miliar tersebut mulai dilakukan.
Risma menuturkan, jembatan yang menghubungkan jalan
frontage road (FR) Wonokromo sisi barat dengan Jalan Joyoboyo dibangun untuk mempermudah aksesibilitas kendaraan di jalur padat tersebut. ’’Seiring dengan perkembangan kota, jembatan Wonokromo yang dibangun mungkin lebih dari 50 tahun lalu itu tidak cukup lagi,’’ katanya. Jembatan baru itulah yang nanti membantu kelancaran akses keluar masuk Surabaya.
Risma menegaskan, pembangunan jembatan Joyoboyo tidak mengganggu atau merusak jembatan PDAM yang berada di timur. Posisi jembatan baru sengaja dibelokkan ke barat agar kondisi jembatan lama utuh. Risma pun mengusulkan jembatan tersebut dimasukkan dalam warisan heritage. ’’Jembatan PDAM ini unik dan antik,’’ ujarnya.
Desain jembatan Joyoboyo juga dibuat khusus. Ketika jadi nanti, tampilan jembatan Joyoboyo cukup menarik. Jembatan bisa menjadi ikon kota. Jembatan juga dilengkapi taman dan air mancur yang berada di antara Jembatan Wonokromo–Joyoboyo.
Risma juga meminta dishub menjadikan lantai 5 Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) sebagai tempat kongko dan rekreasi. Jadi, nanti warga bisa melihat jembatan dari atas sekaligus menikmati pemandangan kota.
Pemkot merencanakan pembangunan jembatan selesai dalam waktu 420 hari. Namun, untuk target, pemkot berusaha pengerjaan jembatan sudah rampung pada Oktober. ’’Jadi, yang meresmikan mungkin bukan aku,’’ kata Risma, lantas tertawa.
Sementara itu, sejak pemasangan tiang pancang kemarin, Jalan Joyoboyo sisi selatan ditutup. Penutupan tersebut bertujuan untuk keamanan kendaraan saat melintas karena sedang ada pengerjaan proyek.
’’Kami putuskan untuk ditutup sekitar sebulan,’’ jelas Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya Irvan Wahyudrajad. Penutupan itu diputuskan berdasar hasil rapat. Sebab, jika Jalan Joyoboyo sisi selatan dibuka, dikhawatirkan arus lalu lintas terganggu aktivitas proyek.
Untuk arus lalu lintas, kemarin diterapkan skema contraflow. Terdapat dua arah di Jalan Joyoboyo sisi utara. Pengendara dari Raya Wonokromo bisa berbelok ke kiri di depan Mapolsek Wonokromo untuk melaju ke arah barat. Pengguna jalan lantas berbelok ke kiri di depan Sekolah Santo Yosef, kemudian ke kanan menuju Jalan Gunungsari.