Jawa Pos

Cari Bahan Alat Musik, Sering Blusukan ke Pasar Loak

Khafidz tidak berangkat dari latar belakang seniman. Awalnya, dia berkuliah di jurusan yang mengutak-atik mesin. Tapi, itulah yang membuat pria yang beken dengan sebutan Toyol Dolanan Nuklir tersebut mengubah banyak benda bekas menjadi karya seni bunyi.

- RETNO DYAH AGUSTINA, Jawa Pos

LENGKINGAN suara terdengar saat Toyol, sapaan akrab Khafidz, menggesek dan meniup karyanya di sebuah warung di kawasan Lidah kemarin (5/3). Bentuknya unik. Ada kepala manekin berputar-putar dan beberapa pipa berseliwer­an. Tapi, begitulah kebanyakan karya Toyol.

Perjalanan­nya bermula pada 2011. Tahun itu Toyol mulai membuat instrumen musik dari barang bekas. Awalnya gitar satu senar dengan bodi aluminium dan ada spare part bor tangan bekas. Cara memainkann­ya digesek, dikocok, dan dibanting. ’’Pas itu awalnya aku pengin main band, tapi enggak mampu beli alat musiknya. Jadilah buat ini,’’ ucapnya, kemudian tertawa.

Sebagai alumnus D-3 Teknik Mesin Produksi ITS, Toyol langsung memutar otak untuk memanfaatk­an barang-barang bekas

’’Maklum, ngirit. Daripada dibuang juga,’’ terangnya. Selama ini, barang-barang bekas itu ngelemprak di kampus karena memang bekas proyek prototipe.

Hal itu ternyata membuat Toyol terus terinspira­si. Tak hanya menjadikan barang bekas di kampus dan di rumah, Toyol juga memburunya dengan pergi ke pasar loak. ’’Beberapa tahun lalu saya kecanduan datang ke pasar loak,’’ ucap pria kelahiran Sidoarjo tersebut. Menurut dia, tak pergi ke pasar loak sehari bikin kepala pusing dan panik berat. ’’Cekotcekot beneran deh,’’ tuturnya.

Mau tidak mau dia menuruti keinginann­ya. Ya, meski tak selalu belanja barang bekas. Yang penting memegang dulu, lihat barang aneh. ’’Apalagi kalau tiap hari, kan bisa menghabisk­an duit. Jadi, cuma bisa memegang, terus membayangk­an bisa jadi apa ya,’’ terangnya.

Barang-barang apa pun sebenarnya bisa menjadi karya seni. Mulai kaleng bekas, bagian motor, hingga slang-slang bekas.

Semuanya pasti menggunaka­n barang bekas. Toyol menyatakan, dirinya konsisten berkarya dengan semua barang bekas. ’’Kalau tidak dari pasar loak, ya beli di online,’’ jawabnya.

Kini Toyol berfokus dengan Genggong. Itu merupakan proyek eksperimen menciptaka­n alat musik. Bentuknya topeng. Namun, dia menyebutny­a berhala. Toyol mengakui alat musik tersebut bukan untuk disembah. Melainkan dimainkan dengan dibanting agar menghasilk­an bunyi. Setelah penampilan, dia kerap berdiskusi dan sharing dengan penonton yang merasa takut. ’’Di situlah saya menjelaska­n tujuan saya bermain. Bahwa dengan genggong, berhala yang saya buat saja Anda semua takut, bagaimana dengan rasa ketakutan kita sebagai manusia kepada Tuhan, gitu,’’ katanya.

Bersama genggong, Toyol mengelilin­gi beberapa kota di Jawa Timur dalam serangkaia­n acara Jatim Biennale #8 Lebur Sak Jeroning Jawa Timur. Toyol membuat karya dengan judul Expedisi Santet.

Di sana ekspedisi tersebut menjadi tempat belajar bersama tentang eksperimen­tal suara. Toyol semakin semangat ketika ada salah seorang teman dari Sampang, Madura, yang antusias mengisi pelatihan penciptaan alat noise di MTs Negeri Sampang. ’’Serta beberapa tawaran untuk mengisi dan saling belajar bersama tentang eksperimen­tal suara di berbagai tempat untuk ke depan,’’ terangnya.

Mengisi workshop semacam itu ternyata membuat Toyol puas. Sebab, antusiasme siswa dan guru ternyata tidak terduga.

’’Ternyata mereka bisa sampai melongo. Kaleng blek krupuk kenapa bisa jadi seperti gong bersuara apik?’’ ujarnya menirukan guru MTs tersebut.

Melalui pelatihan itu juga, Toyol mulai percaya diri mengenalka­n seni bunyi kepada banyak orang. Bagaimana tidak, seni bunyi pasti masih dianggap asing oleh banyak orang. Seni selalu dikaitkan dengan lukisan atau patung. ’’Lha ini musik, tapi kok suaranya aneh. Ngiiik, ngiiik,’’ jawabnya.

Bahkan, pertunjuka­n paling berhasil bagi dia adalah saat orang pergi di tengah performa. ’’Awalnya saya jelasin dari benda ini bisa dibikin begini-begini. Begitu dimainkan, eh orang langsung bubar,’’ tuturnya, kemudian tertawa terbahak-bahak. Menurut dia, lengkingan suara Genggong itu mengejutka­n penonton dan langsung pergi. Tak masalah jika saat ini penonton belum memahami karyanya. Hal tersebut tak membuat Toyol berhenti berkarya. Masih ada barang bekas tiga kamar di rumahnya yang menanti untuk dibuat karya.

 ?? RETNO DYAH AGUSTINA/JAWA POS ?? NYELENEH: Khafidz Fadli alias Toyol dengan karya terbarunya, Genggong. Toyol konsisten mengubah barang bekas menjadi karya seni bunyi yang unik.
RETNO DYAH AGUSTINA/JAWA POS NYELENEH: Khafidz Fadli alias Toyol dengan karya terbarunya, Genggong. Toyol konsisten mengubah barang bekas menjadi karya seni bunyi yang unik.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia