Dua Warga Keberatan, Satu Rumah Retak
Diduga Imbas Jacking Pipa SPAM Umbulan di Jalan Raya Ngemplak
SURABAYA, Jawa Pos – Sejak tiga hari lalu, sebuah banner yang cukup besar dipasang di gang RT 4, RW 5, Jalan Raya Ngemplak, Kelurahan Made, Lakarsantri. Paving di gang itu tampak bergelombang. ”Ambles setelah dipasang pipa,” tutur Seneli saat dijumpai kemarin (5/3). Ya, tepat di bawah gang tersebut, ada penanaman pipa dengan sistem jacking.
Seneli merasa keberatan. Rumahnya dan Gasim dilalui jalur pemasangan pipa sistem penyediaan air minum (SPAM) Umbulan. Menurut dia, tak ada pemberitahuan sebelumnya. Pertemuan terakhir bersama pihak proyek berlangsung pada 14 Februari. Dari berita acara yang dihasilkan, pipa akan dipasang dari area Woodland, kompleks CitraLand hingga jalan dekat Konjen AS. ”Nah, ini kok tibatiba dikerjakan di sini,” katanya.
Dia melanjutkan, lebar gang hanya sekitar 2 meter. Sementara itu, pipa yang akan ditanam berdiameter 1,4 meter. ”Banyak alternatif jalur selain di sini. Misalnya, di Jalan Raya Alas Malang atau Jalan Raya Bungkal,” ujarnya.
Lain halnya dengan Gasim. Sejak awal, warga kelurahan Made itu menolak adanya pemasangan pipa di dekat rumahnya. Sebab, dia takut akan terjadi longsor dan tanah ambles. Terkait kompensasi, Gasim sempat tawar-menawar berupa materiil untuk jangka pendek dan panjang. Namun, dia tidak mau menerima. Pihak proyek belum bisa meyakinkannya terkait dengan dampak yang akan diterima.
Saat ini pemasangan pipa di gang RT 4, RW 5, sudah rampung. Yusuf Setyo Nugroho, perwakilan tim kuasa dari dua warga terdampak, menyatakan bahwa SK gubernur untuk pengerjaan proyek memang ada. Namun, yang menjadi masalah adalah penetapan lokasi. ”Apa betul lewat sini (gang RT 4, RW 5, Red)?” lontarnya.”Itutidakpernahdijelaskan kepada warga,” imbuhnya.
Selain itu, pihak proyek harus mendatangkan tim ahli untuk menjelaskan dampak selama proses jacking pipa. Lantas, bagaimana kelanjutan keberatan dua warga tersebut? ”Ada dua langkah. Melapor ke polisi dan menggugat secara perdata,” ujarnya.
Di sisi lain, kerusakan bangunan terjadi di salah satu rumah yang tak jauh dari lokasi pengerjaan. Rumah itu milik Tahid. Lantai beserta dinding di ruang tamu retak. Keretakan serupa juga ditemukan di sebagian tembok ruang makan, dapur, dan kamar tidur. ”Sudah seminggu ini retak,” ucapnya.
Tahid menyatakan, satu minggu lalu pipa mulai dikerjakan. ”Semoga segera dapat kompensasi perbaikan. Khawatir kondisi rumah tidak kukuh dan roboh,” katanya.
Saat dikonfirmasi, Project Manager PT Meta Adhya Tirta Umbulan Wilayah Waru-Surabaya Barat Ari Mulyantoro menyatakan, pengerjaan di Jalan Raya Ngemplak sudah dirapatkan. Seluruh musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) turut menyaksikan. ”Kami melakukan berdasar aturan yang ada,” jelasnya.
Jalur pemasangan pipa memanfaatkan lahan milik pemda. ”Ini proyek milik pemerintah,” imbuhnya. Untuk kerusakan rumah warga karena imbas proyek, pihaknya akan melakukan pembuktian. ”Apabila benar, kami akan memperbaiki,” ucapnya.