Banyak Warga Berburu Empon-Empon
BANYAK warga Kota Pudak yang belakangan juga berburu rempah-rempah Jawa atau empon-empon. Selain meningkatkan kekebalan tubuh, empon-empon itu diyakini dapat mencegah kemungkinan mewabahnya virus korona.
Menurut Sudjai, pedagang di Pasar Gresik, sudah tiga hari terakhir penjualan empon-empon meningkat cukup signifikan. Apalagi sejak adanya warga Gresik yang jadi orang dalam pemantauan (ODP). ’’Jahe dan temulawak yang paling laris. Ada juga jenis rempah lainnya, tapi tidak terlalu banyak,’’ jelasnya kemarin.
Bahkan, pria 42 tahun tersebut mengungkapkan, permintaan rempah naik dua kali lipat kalau dibandingkan dengan hari biasa. Meski mengalami peningkatan penjualan, Sudjai menuturkan bahwa tidak ada pembelian dalam jumlah besar. Stok yang dimiliki masih banyak. ’’Kalau mau borong, ya monggo saja. Saya siap melayani. Ada juga kunyit dan jenis lainnya,’’ ungkapnya.
Herlambang, pembeli asal Manyar, mengaku selama ini memang rutin mengonsumsi jahe dan beberapa jenis rempah lain. ’’Palingtidakmenghangatkan badan. Apalagi saat ini kan musim hujan,’’ katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Pemkab Gresik Agus Budiono mengungkapkan, berdasar data, memang ada kenaikan untuk penjualan jenis rempah-rempah. Namun, dari diskoperindag, kenaikannya tidak seberapa signifikan. ’’Stok rempah-rempah itu masih stabil. Kan banyak sekali di sekitar kita. Jadi, tidak sampai stok kosong atau langka,’’ ucapnya.
Agus menjelaskan, harga rempah-rempah pun tidak melambung tinggi meski belakangan pembelian mungkin meningkat. Harga jahe di pasar tradisonal rata-rata Rp 32 ribu per kilogram. Kemudian, harga kunyit sekitar Rp 8 ribu per kilogram.
Kan
AGUS BUDIONO