Stok Langka, Toko Swalayan Pertimbangkan Harga Gula
SURABAYA, Jawa Pos – Kebutuhan gula di pasar dan toko-toko swalayan belum sepenuhnya stabil. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melalui Bulog segera menstabilkan harga si manis di pasaran.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, harga gula sedang melambung seminggu belakangan. Di pasar tradisional, gula masih bisa ditemui meski dengan harga Rp 16 ribu per kilogram. Sementara itu, di toko swalayan stoknya menipis. Bahkan, beberapa di antaranya kosong seminggu belakangan ini.
Harga acuan penjualan di konsumen (HAPK) yang didata Dinas Perdangan (Disdag) Surabaya kemarin belum menunjukkan perubahan dari hari sebelumnya. Harga gula pasir di beberapa pasar mencapai Rp 16 ribu per kilogram.
Staf ahli Aprindo Abraham Ibnu mengatakan, sudah sekitar 10 hari lalu harga gula melambung. Harga sudah naik dari produksi. Dia mencontohkan harga pokok pembelian (HPP) yang mencapai Rp 11.600. ”Padahal, kami butuh transpor untuk kirim barang,” jelasnya. Sementara itu, pemerintah menerapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp 12.500 per kilogram. Artinya, ritel tidak mendapatkan margin keuntungan yang besar.
Di ritel jaringan nasional, sebenarnya ada distributor center yang masih mampu memasok stok gula. Namun untuk ritel lokal, mereka sulit mendapatkan gula. Sebab, dari supplier harganya sudah di atas Rp 12.500.
Abraham mengatakan, tingginya harga gula itu menjadi salah satu pertimbangan ritel untuk mengurangi stok. Sebab, pemilik usaha juga khawatir akan dikenai sanksi bila menjual di atas HET yang ditetapkan Kementerian Perdagangan. Untuk menjaga stok, ritel juga menerapkan pembatasan pembelian. Yakni, per pembeli maksimal dua kantong gula. Misalnya, per kantong 1 kilogram, satu pembeli hanya boleh membeli 2 kilogram.
Abraham berharap pemerintah segera mencarikan solusi. Apakah kelangkaan gula di pasaran karena anomali cuaca atau justru ada spekulan yang bermain. ”Ini yang perlu segera dicarikan solusi,” jelasnya.