Jawa Pos

Opsi Rusun untuk Warga Bungkul

-

SURABAYA, Jawa Pos – Revitalisa­si kompleks makam Ki Ageng Bungkul belum bisa dilanjutka­n dalam waktu dekat. Lokasi revitalisa­si belum klir karena masih ada permukiman warga di kompleks pemakaman. Para warga tersebut merupakan turunan penjaga makam sejak zaman Belanda.

Berdasar data Jawa Pos, ada 21 KK yang tinggal di area tersebut. Mereka merupakan anak dan cucu kuncen yang menjaga makam sejak 1913. Soebakri Siswanto, koordinato­r warga, mengatakan bahwa mereka belum diajak rapat lagi oleh pemkot hingga kemarin. Dalam pertemuan terakhir, mereka meminta warga tidak dipindah. ”Kami belum menentukan sikap lebih lanjut. Tunggu rapat lanjutan,” jelasnya.

Sementara itu, dinas pengelolaa­n bangunan dan tanah (DPBT) sudah mempersiap­kan rusun untuk relokasi warga tersebut. Rusun-rusun itu tersebar di beberapa wilayah. Pemkot akan menempatka­n warga di flat yang kosong. ”Memang untuk rusun tidak bisa semua jadi satu,” tutur Kabid Pemanfaata­n Bangunan DPBT Surabaya Taufik Siswanto kemarin (5/3). Pemkot akan menempatka­n sesuai dengan lokasi yang tersedia. Sebelum ditempatka­n di rusun, warga akan mendapatka­n outreach lebih dulu.

Sambil menunggu relokasi tersebut, Taufik mengungkap­kan bahwa DPBT menunggu koordinasi kecamatan. Khususnya mengenai kesiapan warga. Termasuk apakah warga sudah setuju jika direlokasi ke rusunrusun milik pemkot.

Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya Iman Krestian membenarka­n adanya rencana revitalisa­si kompleks makam itu. Tahun lalu pemkot sudah merevitali­sasi masjid. Rencananya, kini yang direvitali­sasi adalah area umum. Termasuk membuat plaza dengan konsep terbuka.

”Kami masih menunggu dari DPBT lebih dulu,” ujarnya. Kalau relokasi warga sudah selesai, DPRKP CKTR mulai melakukan pembanguna­n di area makam. Konsep pembanguna­nnya sudah jadi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia