Tim ITS Turun Teliti Kondisi Tanggulangin
SIDOARJO, Jawa Pos – Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bertemu Plt Bupati Nur Achmad Syaifuddin di Pendapa Delta Wibawa kemarin. Pertemuan itu mengawali keterlibatan ITS dalam penanggulangan banjir di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri, Tanggulangin.
”Tim ITS akan meneliti secara menyeluruh. Sementara itu, tanggap darurat tetap dilakukan. Normalisasi dan perencanaan boezem juga iya,” katanya. Hasil penelitian ITS akan mendukung program pemkab sesuai kebutuhan dua desa tersebut.
Cak Nur menyebutkan, masa tanggap darurat kedua menggunakan sisa anggaran tanggap darurat pertama. ”Awal pakai Rp 2,7 miliar. Sekarang tinggal Rp 1 miliar,” ungkapnya. Dana itu digunakan untuk operasional 16 pompa dan kegiatan lain. ”Dapur umum sudah tidak perlu karena air semakin susut,” terangnya.
Adjie Pamungkas, kepala Pusat Studi Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS, sudah mengumpulkan ahli berbagai bidang untuk memenuhi permintaan pemkab. Ada dua penelitian. Yakni, penelitian rapid assessment dan long term. ”Kami belum tentukan berapa lamanya. Tapi, mulai hari ini (kemarin, Red) kami sangat concern,” tegasnya.
Saat ini akan mulai penilaian secara cepat dulu. Awalnya, menilai ada atau tidak indikasi penurunan tanah, kesistemtataan alir airnya, hingga karakteristik permukimannya.
Ahli geologi ITS Dr Amien Widodo menilai, kondisi Tanggulangin memang layak diteliti. ”Ini kok ngantong, lama lagi. Ini jadi hal baru buat kita semua,” katanya. Yang pasti, lanjut Amien, hujan bukan satu-satunya penyebab banjir. ”Kalau salurannya nggak karuan ya bisa meluap,” ujarnya.