Terinspirasi Kehidupan sebagai Tunarungu
– Beberapa lukisan tampak di galeri milik Ega Mahardini di Jalan Wisma Tengger. Seniman tunarungu itu tampak menuangkan berbagai rupa pada lukisannya. Ada yang berupa karakter hewan, alam, dan manusia.
”Inspirasinya lebih sering dari perjalanan hidup,” katanya dengan bahasa isyarat. Lukisan-lukisan tersebut rencananya dipamerkan di Surabaya pertengahan April.
Ega tampak menjelaskan beberapa lukisannya. Dibantu terjemahan dari suaminya, Wawan Hendriyanto. Salah satunya adalah lukisan dengan rupa seekor kucing. Dia memberinya warna hitam dan sentuhan aksen kabut malam pada latar belakangnya. Menurut Ega, itu adalah kucing peliharaannya yang sangat dia sayang. ”Tapi kebetulan sudah meninggal. Jadi, saya melukisnya sebagai kenang-kenangan,” ungkap perempuan 36 tahun tersebut.
Selainitu,Egabeberapakalimelukistentangkehidupannya danrekannyasesamatunarungu.Antaralainlukisanberjudul
MaafkanAnakmuIbu,AkuRelaDibuang.Yangbermakna kasih sayang orang tua yang memiliki anak penyandang disabilitas. Yang mau merawat dan membesarkannya. Walau berbeda dengan yang lain.
”Memiliki anak tunarungu seperti ibu saya, pasti masih banyak yang tidak menginginkannya. Itulah yang menginspirasi lukisan ini,” ucap perempuan yang juga berprofesi desainer tersebut.
Di beberapa lukisan yang lain, Ega juga terinspirasi ibunya. Misalnya Bunga untuk Ibu. Beberapa lukisan itu akan dipamerkan pertengahan April ini di Surabaya dalam rangka menyambut Hari Kartini. Ega menuangkan beberapa lukisan tentang dirinya dan ibunya. Yang digambarkan sebagai sosok perempuan layaknya Kartini.
KUCING KESAYANGAN:
Ega Mahardini dengan beberapa lukisan karyanya.