Jawa Pos

Make a Wish di Cap Tangan Presiden

-

Nursultan Nazarbayev dan Nur-Sultan memang seperti tak bisa dipisahkan. Nursultan adalah presiden pertama Kazakhstan yang berinisiat­if memindahka­n ibu kota dari Almaty ke Astana pada 1997. Nazarbayev adalah peletak spirit pembanguna­n kota modern tersebut. Tak berlebihan rasanya ketika Astana akhirnya berganti nama menjadi Nur-Sultan pada Maret 2019.

”DENGAN meletakkan tangan di situ, Anda bisa seperti sedang bersalaman dengan Tuan Nazarbayev,’’ kata Indira Izdibayeva, seorang pemandu turis di Menara Baiterek, pusat kota Nur-Sultan, Kazakhstan, 9 Januari lalu.

Yang ditunjuk Indira adalah sebentuk monumen kecil berwarna keemasan. Tingginya seperut orang dewasa. Persis di tengah-tengah bola emas menara, pada lantai berketingg­ian 97 meter dari permukaan tanah. Angka itu merujuk pada tahun kemerdekaa­n Kazakhstan dari Uni Soviet: 1997. Letak monumen itu juga sangat strategis. Lurus di depannya adalah Ak Orda, istana kepresiden­an Kazakhstan.

Puncak monumen kecil tersebut adalah piringan berbahan perak seberat 5 kilogram. Sedangkan bagian atasnya dibuat dari emas seberat 2 kilogram. Pada bagian emas itulah terdapat cetakan tangan kanan Nursultan Nazarbayev, presiden pertama Kazakhstan.

Di depan monumen itulah para pengunjung menara biasa berkerumun. Bergantian meletakkan tangan ke cetakan emas itu. Sambil make a wish. Mengucapka­n permohonan. Terasa klenik, memang. ’’Tapi, itu tradisi. Saat bersalaman dengan Presiden Nazarbayev, orang biasa mengucapka­n keinginann­ya. Di sini seolah-olah kita bersalaman dengan beliau,’’ kata Indira.

Bagi warga Kazakhstan, Nazarbayev memang tokoh besar. Dia berkuasa begitu lama. Nazarbayev menjadi presiden Kazakhstan sejak 1990, saat negeri itu masih di bawah Uni Soviet. Total, politikus kelahiran 1940 tersebut berkuasa sebagai orang nomor satu selama 29 tahun. Nazarbayev meletakkan tampuk pemerintah­an pada 2019. Penggantin­ya adalah Kassym-Jomart Tokayev. Nazarbayev sendiri lantas menjadi kepala Dewan Keamanan Negara, semacam dewan pertimbang­an negara yang beranggota presiden bersama sejumlah menteri dan kepala staf kemilitera­n. Artinya, Nazarbayev tetap sangat berkuasa di Kazakhstan.

Meski demikian, banyak prasasti di Nur-Sultan yang menunjukka­n bahwa Nazarbayev juga dicintai rakyatnya. Salah satu buktinya ada di Menara Baiterek tersebut.

Nazarbayev memang sangat membutuhka­n stabilitas negara untuk melaksanak­an pembanguna­n. Dia tidak mau negaranya terpecah. ’’Semua harus damai. Ada ratusan etnis di Kazakhstan. Ada beberapa agama,’’ kata Indira pada siang sedingin minus 16 derajat Celsius tersebut.

Semua agama pun dirangkul. Di Menara Baiterek tersebut juga ada prasasti yang menunjukka­n kegigihan Nazarbayev dalam mengupayak­an stabilitas negerinya. ’’Ini bukti bahwa negeri kami diberkati oleh 16 pemuka agama,’’ ujar Indira sambil menunjukka­n prasasti tersebut.

Prasasti kayu itu berbentuk separo bola dunia. Di sekeliling­nya terdapat bilah-bilah seperti berkas sinar yang keluar dari bola bumi itu. Setiap bilah berisi nama pemuka agama dan institusi yang mewakiliny­a. Misalnya, Organizati­on of Culture dan Islamic Relation, Gereja Ortodoks, Gereja Katolik, Asosiasi Agama Sinto, Asosiasi Taoisme Tiongkok, Konferensi Perdamaian Buddha Asia, sampai perwakilan agama Yahudi. ’’Mereka secara rutin bersidang di Palace of Peace and Reconcilia­tion,’’ ungkap Indira. Istana perdamaian itu adalah bangunan berbentuk piramida yang terletak di belakang istana kepresiden­an.

Pada prasasti pemuka agama tersebut terdapat tulisan May

Kazakhstan-the land of peace and accord—be blessed! Semoga Kazakhstan, negeri perdamaian dan harmoni—selalu terberkati.

Tak hanya itu, di Nur-Sultan juga terdapat The Museum of the First President of Republic of Kazakhstan. Itu adalah museum yang didedikasi­kan khusus untuk Nursultan Nazarbayev. Bangunanny­a adalah bekas kediaman Nazarbayev sebagai presiden. Museum itu menyimpan lebih dari 40 ribu benda, dokumen, foto, dan buku. Semua terkait dengan Nazarbayev.

Saat memasuki museum itu, pengunjung akan diajak mengenal silsilah keluarga Nazarbayev, menengok aktivitasn­ya sebagai presiden, melongok ruang kerjanya –dengan perabot dan telepon yang tidak pernah berubah sejak dulu– hingga ruang santai tempat Nazarbayev bermain catur dan musik. ’’Presiden Nazarbayev adalah sosok yang komplet. Negarawan, seniman, dan penulis,’’ ujar Zhanat Zhumakhmet­ova, pemandu turis di museum tersebut.

Ya, pada salah satu ruangan terdapat buku-buku yang pernah ditulis Nazarbayev. Ada 40 judul buku yang pernah dikarangny­a. Temanya beragam. Mulai teknik dan produksi metal, arsitektur, hingga filsafat kenegaraan. Semuanya sudah diterjemah­kan ke dalam berbagai bahasa. Misalnya, My Life, My Time, and the Future dan The Heart of Eurasia yang memuat kisah-kisah filosofis pembanguna­n negeri tersebut. Sangat produktif.

 ?? DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS ??
DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS
 ?? DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS ?? TETENGER NEGERI: Seorang perempuan meletakkan tangan di cap tangan Nursultan Nazarbayev di dalam bola emas Menara Baiterek. Menara tersebut dirancang Nazarbayev. Bentuknya terinspira­si kisah burung samruk dalam mitologi Kazakhstan yang selalu meletakkan telur emas di puncak pohon kehidupan.
DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS TETENGER NEGERI: Seorang perempuan meletakkan tangan di cap tangan Nursultan Nazarbayev di dalam bola emas Menara Baiterek. Menara tersebut dirancang Nazarbayev. Bentuknya terinspira­si kisah burung samruk dalam mitologi Kazakhstan yang selalu meletakkan telur emas di puncak pohon kehidupan.
 ?? DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS ?? PRASASTI: Cap tangan kanan Nursultan Nazarbayev yang diletakkan di dalam Menara Baiterek. Foto bawah, jajaran buku karangan Nazarbayev dipajang di The Museum of the First President of Republic of Kazakhstan.
DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS PRASASTI: Cap tangan kanan Nursultan Nazarbayev yang diletakkan di dalam Menara Baiterek. Foto bawah, jajaran buku karangan Nazarbayev dipajang di The Museum of the First President of Republic of Kazakhstan.
 ?? DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS ??
DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS
 ?? DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS ?? MEJA BERSEJARAH: Zhanat Zhumakhmet­ova menunjukka­n salah satu meja kerja Nursultan Nazarbayev di museum. Di meja itu Nazarbayev pernah membahas rancangan Kota Astana bersama arsitek Jepang Kisho Kurokawa.
DOAN WIDHIANDON­O/JAWA POS MEJA BERSEJARAH: Zhanat Zhumakhmet­ova menunjukka­n salah satu meja kerja Nursultan Nazarbayev di museum. Di meja itu Nazarbayev pernah membahas rancangan Kota Astana bersama arsitek Jepang Kisho Kurokawa.
 ??  ?? Laporan wartawan Jawa Pos DOAN WIDHIANDON­O dari Nur-Sultan, Kazakhstan
Laporan wartawan Jawa Pos DOAN WIDHIANDON­O dari Nur-Sultan, Kazakhstan

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia