Kemenkes Gandeng ITD Unair
Untuk Pemeriksaan Virus Korona
LEMBAGA Penyakit Tropis (LPT) Universitas Airlangga (Unair) secara resmi dan legal digandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk pemeriksaan laboratorium Covid-19. Perintah tersebut berlaku mulai Senin (16/3). LPT Unair pun telah mempersiapkan berbagai kebutuhan pemeriksaan virus korona, termasuk reagen.
Sebelumnya, Unair secara informal melayani permintaan masyarakat untuk pemeriksaan Covid-19. Namun, seluruh sampel yang diperiksa tetap harus dikirim ke Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta
J
Kini LPT Unair menjadi satu di antara tiga lembaga yang diperbolehkan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk Covid-19.
’’Kalau surat resminya belum kami terima. Namun, Balitbangkes sudah menyampaikan langsung terkait penunjukan itu. Unair siap,’’ ujar Rektor Unair Prof M. Nasih.
Saat ini, dengan kemampuan fasilitas yang dimiliki LPT Unair, hasil pemeriksaan Covid-19 bisa diketahui lebih cepat. Kurang dari enam hari, bahkan jika cepat bisa hanya lima jam. Namun, meski hasil laboratorium tersebut sudah diketahui, LPT Unair selama ini tidak memublikasikan sebelum Balitbangkes menyatakan secara resmi.
’’Jadi, Unair tetap jalan selama ini, melayani masyarakat yang ingin memeriksakan diri dari Covid-19. Dan, terus melaporkan hasilnya ke Balitbangkes,’’ tuturnya.
Nasih menjelaskan, selama ini
LPT memang memiliki kemampuan dalam memeriksa sampel virus korona. Meski begitu, LPT tetap membutuhkan payung hukum. Nah, payung hukum tersebut secara resmi dan legal baru diberikan Kemenkes dan berlaku per Senin (16/3).
’’Kalau dulu, kondisinya mungkin masih sedikit. Sekarang kasusnya terus bertambah. Jadi, dibutuhkan pemeriksaan lebih cepat dan tidak harus tersentral,’’ paparnya.
Meski telah ditunjuk secara resmi dan legal menjadi tempat rujukan pemeriksaan sampel virus korona, Unair tetap akan mengikuti mekanisme dan prosedur yang diatur Kemenkes. ’’Kami akan koordinasi dulu. Termasuk masalah penyampaian hasil dari tes virus korona tersebut,’’ ucapnya.
Saat ini LPT Unair memiliki reagen yang cukup. Jadi, tidak perlu cemas tentang ketersediaan reagen untuk pemeriksaan virus korona. Metode pemeriksaan yang dilakukan juga menggunakan PCR (polymerase chain reaction) test. Yang terpenting, jika sudah diberi sampel virus korona, pakar virus Unair akan bisa memprosesnya lebih lanjut dan meneliti untuk menemukan antivirus korona. ’’Sekarang dalam proses proposal penelitian,’’ jelasnya.
Sementara itu, Kepala LPT Unair Prof dr Maria Lucia Inge Lusida MKes PhD mengatakan, LPT kini menjadi jejaring Balitbangkes untuk menerima sampel pemeriksaan virus korona. Karena itu, LPT Unair akan memperbanyak reagen untuk kebutuhan masyarakat.
’’Jika semakin banyak lagi yang datang ke LPT, kami sudah siap. Jika stok menipis, kami akan pesan lagi reagennya,’’ paparnya.
Saat ini ketersediaan reagen di LPT masih mencukupi. Ada sekitar 2.000 reagen yang tersedia. Sejak awal LPT memeriksa 50 sampel virus korona secara informal. Seluruh hasil sampel tersebut diserahkan ke Balitbangkes.
’’Metode tes yang dilakukan hampir sama dengan Balitbangkes. Konfirmasi positif atau tidaknya bisa dilakukan 2–3 hari, kalau cepat bisa lima jam,’’ jelasnya.
Kemarin Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mendatangi LPT Unair. Dengan didampingi kepala LPT, rektor Unair, Dirut RSUA Prof dr Nasronudin SpPD-KPTI FINASIM, dan Dirut RSUD dr Soetomo Prof dr Joni Wahyuhadi SpBS (K), Khofifah mengunjungi laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel virus korona.
Khofifah mengatakan, LPT Unair menjadi salah satu laboratorium yang ditunjuk untuk pemeriksaan virus korona. Kemampuan yang dimiliki ITD sangat bagus. Jadi, masyarakat Jatim lebih mudah melakukan pemeriksaan. ’’Jatim sangat bangga ada LPT Unair. Kami hadir di sini untuk membangun kewaspadaan dan membuat langkah-langkah preventif,’’ tuturnya.